KATA PENGANTAR
Puji syukur
kehadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat dan karunia - Nya,
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Bimbingan dan Konseling”
Makalah yang kami
tulis ini berbicara mengenai bimbingan dan konseling serta peranannya dalam
pendidikan disekolah. Kami menuliskannya dengan mengambil dari beberapa sumber buku
dan membuat gagasan dari beberapa sumber yang ada tersebut.
Kami berterima
kasih kepada beberapa pihak yang telah membantu Kami dalam penyelesaian makalah
ini. Hingga tersusun makalah yang sampai dihadapan pembaca pada saat ini.
Kami juga
menyadari bahwa makalah yang ditulis ini masih banyak kekurangan. Karena itu sangat
diharapkan bagi pembaca untuk menyampaikan saran atau kritik yang membangun
demi tercapainya makalah yang lebih baik.
Kendari, 24 Februari 2018
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ……………………………………………………………………..…………………………………
i
KATA PENGANTAR...............................................................................................................................................
ii
DAFTAR
ISI..............................................................................................................................................................
iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Masalah................................................................................................................................
1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................................................................
2
1.3 Tujuan…………….................................................................................................................................................
2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Bimbingan dan
Konseling………………………………………………………………………..3
2.2 peranan BK dalam Pendidikan di
Sekolah………………………………………………………………….7
BAB III PENUTUP
3.1
Kesimpulan........................................................................................................................................................15
3.2 Saran ……………………………………………………….……………………………………………….……………15
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................................................
16
1.1 LATAR BELAKANG
Pendidikan
pada saat ini dihadapkan pada berbagai permasalahan, akibatnya harapan
masyarakat akan pendidikan yang berkualitas dan menghasilkan putra-putri yang
cerdas dan berkarakter masih belum dapat dipenuhi oleh penyelenggara
pendidikan. Hal ini akibat pendidikan hanya dipandang sebagai proses
pembelajaran semata. Padahal dalam dunia pendidikan ada tiga bagian penting yang tidak dapat
dipisahkan dalam setiap penyelenggaraan pendidikan khususnya penyelenggaraan
pendidikan disekolah.
Pertama,
yaitu pelaksanaan proses pembelajaran didalam kelas, terkait dengan kegiatan
pembelajaran yang dilakukan oleh seorang guru dalam rangka membentuk
intelektualitas anak. Oleh sebab itu, pembelajaran bertujuan untuk memberikan
pengetahuan, keterampilan, pengembangan sikap yang merupakan tanggung jawab dan
tugas utama seorang guru.
Kedua,
bimbingan konseling, yaitu kegiatan yang dilakukan oleh seorang konselor atau
seorang guru pembimbing atau guru biasa yang melaksanakan tugas sebagai
pembimbing dikelas. Untuk memberikan bantuan kepada siswa dalam mengatasi
berbagai permasalahan yang terkait belajar atau masalah lain yang turut
mempengaruhi hasil belajar siswa. Hal ini diperlukan karena setiap pelaksanaan
proses pembelajaran pasti menemukan hambatan ataupun permasalahan, baik yang
terkait dengan proses pembelajaran ataupun peserta didik yang memiliki
karakteristik yang berbeda-beda. Oleh sebab itu, program pemberian layanan
bantuan kepada peserta didik merupakan upaya membantu siswa untuk mencapai
perkembangannya secara optimal, melalui interaksi yang sehat dengan
lingkungannya. Hal inilah yang menjadi sangat urgen tugas bimbingan konseling
yang menjadi tanggung jawab bimbingan dan konselor bahkan juga guru dalam
pelaksanaan bimbingan konseling.
Ketiga yaitu
administrasi pendidikan, yaitu kegiatan pengolahan semua aktifitas program
pendidikan disekolah dengan tujuan semua program sekolah akan berjalan secara
lancar, efisien, dan efektif. Dalam
penyelenggaraan pendidikan disekolah paling tidak terdapat sejumlah pengelolaan
yang harus dilakukan yaitu: pengelolaan kurikulum, ketenagaan, kesiswaan,
keuangan, sarana dan prasarana, media dan sumber belajar serta pengelolaan
kemitraan sekolah dan masyarakat.
1.2
RUMUSAN MASALAH
1. Menjelaskan
apa yang dimaksud dengan bimbingan dan konseling?
2. Menjelaskan
bagaimana peranan bimbingan dan konseling dalam pendidikan disekolah?
1.3 TUJUAN
PENULISAN
Tujuan
dari penulisan makalah ini adalah untuk :
1.
Mengetahui
apa itu bimbingan dan konseling
2.
Mengetahui
apa dan bagaimana peranan bimbingan dan konseling dalam pendidikan di sekolah.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
PENGERTIAN BIMBINGAN DAN KONSELING
A.
Pengertian
Bimbingan Dan Konseling
Bimbingan konseling merupakan dua kata yaitu “bimbingan” dan kata
“konseling”, kedua kata tersebut merupakan kata majemuk yang dirangkaikan untuk
memberikan makna yang kuat bahwa proses
bimbingan tidak akan dapat berjalan dengan baik dan berhasil maksimal tanpa
dibarengi dengan konseling. Sangat
banyak pendapat para ahli yang mengemukakan tentang pengertian bimbingan dan
konseling, meskipun berbagai pendapat yang dikemukakan oleh para ahli terkadang
seakan-akan terdapat perbedaan sesuai dengan sudut pandangnya masing-masing,
tetapi umumnya memiliki titik persamaan yang mempertemukan antara satu
pengertian dengan pengertian lainnya. Secara etimologis, bimbingan dan
konseling terdiri atas dua kata yaitu “bimbingan” (Guidance) dan “konseling” (Counseling).
Meskipun demikian sebenarnya dalam pelaksanaannya disekolah,
bimbingan dan konseling merupakan satu
kesatuan yang tidak dapat dipisahkan karena keduanya merupakan bagian integral
yang saling berkaitan. Maka demikian? Hal ini disebabkan karena inti dari
kegiatan bimbingan itu sebenarnya adalah proses konseling, oleh sebab itu ada
beberapa ahli menyebut bahwa konseling adalah jantung proses bimbingan.
1.
Pengertian
Bimbingan
Sebagaimana yang telah diuraikan pada bagian terdahulu secara
singkat telah dijelaskan bahwa, secara harfiah istilah “guidance” (bimbingan)
dari akar kata “guide” yang berarti (1) mengarahkan (to direct), (2) memandu
(to pilot), (3) mengelola (to manage), (4) menyetir (to steer), (5) menunjukkan
jalan (showing the way), (6) memimpin (leading), (7) memberikan petunjuk (giving instruction), (8)
mengatur (regulating), dan (9) memberi nasihat (giving advice) (winkel, 1991).
Sedangkan istilah kedua yaitu counseling dalam bahasa Indonesia
disebut konseling mempunyai makna membantu seseorang untuk menemukan jalan
terbaik dalam mengatasi permasalahan yang dihadapinya. Menurut Jones (1963),
Guidances is the help given by one person to another in making choice and
adjustments and in solving problem. Pengertian yang dikemukakan oleh ahli tersebut
member makna bahwa tugas pembimbing hanyalah membantu agar indvidu yang
dibimbing mampu membantu dirinya sendiri, sedangkan keputusan terakhgir
tertanggung kepada individu yang dibimbing (klien). Pada pengertian ini
individu yang dibantu memiliki otoritas untuk menentukan cara terbaik baginya
dalam mengatasi masalahnya dari bebrbagai alternative pilihan jalan yang
mungkin diberikan oleh seorang konselor.
Para ahli lain seperti Berbnard & Fullmer (1985), memberikan
pengertian “bimbingan merupakan kegiatan yang bertujuan
meningkatkan realisasi pribadi setiap individu”. Pengertian
ini merujuk kepada upaya konselor membantu kliennya agar dapat meningkatkan
perwujudan diri individu atau dalam bahasa lain sering disebut sebagai upaya
membantu individu untuk menaktulisasikan potensi dirinya secara nyata dalam
kehidupan di lingkungannya.
Dari beberapa pengertian bimbingan dapat dikatakan bahwa ada
beberapa indikator sebuah kegiatan dapat sebagai proses
bimbingan yang dilakukan oleh seorang guru pembimbing atau juga oleh konselor
sebagai berikut :
a. Suatu proses
yang berkelanjutan (berkesinambungan).
b. Suatu proses
membantu individu atau sekelompok individu.
c. Bantuan yang
diberikan itu dimaksudkan agar individu yang bersangkutan dapat mengarahkan dan
mengembangkan dirinya secara optimal sesuai dengan kemampuan atau potensinya,
d. Kegiatan
yang bertujuan utama memberikan bantuan agar individu dapat memahami keadaan
dirinya dan mampu menyesuaiakan dengan lingkunganya, dan
e. Bantuan yang
diberikan tidak memberikan satu keputusan pemecahan masalah tetapi mengarah
kepada pemahaman individu pada masalah yang di hadapinya, sehingga individu
dapat mengambil keputusan sesuai dengan kemampuannya sendiri dan mampu
menanggung resiko yang akan dihadapinya kelak.
Atau dapat dikatakan bahwa bimbingan adalah suatu proses
pemeberian bantuan kepada individu secara terus menerus (berkelanjutan),
sistematis, dan bertahap, yang dilakukan oleh seorang “ahli”, ini dimaksudkan agar individu dapat memahami
dirinya, lingkungannya, serta dapat mengarahkan diri dan menyesuaikan diri
dengan lingkungan secara wajar untuk dapat mengembangkan potensi dirinya secara
optimal untuk sejahteraan dirinya dan kesejehteraan masyarakat.
2.
Pengertian
Konseling
Istilah konseling
(counseling) tidak dapat diartikan begitu saja apalagi disamakan dengan
penyuluhan. Istilah penyeluhan sangat
tidak tepat kalau dimaknai seperti pendapat umum tersebut, karna kegiatan
konseling bersifat lebih khusus, tidak sama dengan kegiatan-kegiatan penyuluhan
lain misalnya seperti penyuluhan dalam
bidang pertanian. Karena dalam penyuluhan hanya merupakan arahan yang bersifat
insidentil., sedangkan konseling bersifat kesinambungfan. Untuk menekan
kekhususannya itu maka dipakailah istilah bimbingan dan konseling. Mengingat kegiatan bimbingan konseling
merupakan kegiatan yang sangat khusus (bukan sekedar penyuluhan) maka kegiatan
pelayanan konseling menurut keahlian khusus, sehingga tidak semua orang yang
dapat memberikan bimbingan mampu memberikan jenis layanan konseling ini
(Winkel, 1978).
James P. Adam yang dikutip oleh Depdikbud (1976), memberikaan makna
konseling adalah suatu pertalian timbal balik antara dua orang individu dimana
yang seorang (konselor) membantu yang lain (konseli) supaya dia dapat lebih
baik memahami dirinya dalam hubungannya dengan masalah hidup yang dihadapinya
pada waktu itu dan pada waktu yang akan datang. Hal senada juga dinyatakan oleh
walgito (1982) yang mengemukakan bahwa konseling adalah bantuan yang diberikan
kepada individu dalam memecahkan maslaah kehidupannya dengn wawancara, dengan
cara-cara yang sesuai dengan keadaan individu yang dihadapi untuk mencapai
kesejahteraan hidupnya.
Berdasarkan pengertian-pengertian diatas, dapat dikatakan bahwa
kegiatan konseling itu mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
1. Pada umumnya
dilaksanakan secara individual
2. Umumnya
dilakukan dalam suatu perjumpaan tatap muka atau face to face.
3. Merupakan
sarana yang tepat dalam keseluruhan program bimbingan dan alat utama dalam
kegiatan bimbingannya adalah wawancara
4. Pelaksanaan
konseling dibutuhkan orang yang ahli. Secara professional artinya dilakukan oleh
orang yang berkompeten didalam bidangnya yaitu konseling.
5. Tujuan
pembicaraan dalam proses konseling ini diarahkan untuk memecahkan masalah yang
dihadapi klien.
6. Individu
yang menerima layanan (klien) akhirnya mampu memecahkan masalahnya dengan
kemampuannya sendiri. Pengambilan keputusan menjadi tanggung jawab klien.
Secara singkat bimbingan dan konseling dapat dikatakan sebagai
sebuah pelayanan dan pemberian bantuan kepada peserta didik baik
individu/kelompok agar tumbuh kemandirian dan perkembangan hubungan pribadi,
sosial, belajar,karier dapat secara optimal.
2.2
PERANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM PENDIDIKAN DI SEKOLAH
Tujuan
pendidikan pada akhirnya adalah pembentukan manusia yang utuh dan mandiri, maka
proses pendidikan harus dapat membantu siswa mencapaiu kematangan emosional dan
sosial, sebagai individu dan aanggota masyarakat selain mengembangkan kemampuan
inteleknya.
Bimbingan
dan konseling semakin hari semakin dirasakan perlu keberadaannya disetiap
sekolah. Hal ini didukung oleh berbagai macam
faktor, seperti dikemukakan oleh koestoer partowisastro (1982), sebagai
berikut :
1. Sekolah
merupakan lingkungan hidup kedua setelah
rumah, dimana anak dalam waktu sekian jam (kurang lebih 6 jam) hidupnya berada
disekolah
2. Para siswa
yang usianya relative lebih muda sangat membutuhkan bimbingan baik dalam
memahami dirinya, mengarahkan dirinya, maupun dalam mengatasi berbagai macam
kesulitan.
Menurut
Lundquist dan Chelmy yang dikutip oleh belkin,
1981) kehadiran konselor disekolah dapat meringankan tugas guru. Mereka
menyatakan bahwa konselor ternyata sangat membantu guru.
Konselor dan
guru merupakan suatu tim yang sangat penting dalam kegiatan pendidikan,
keduanya sebenarnya tidak dapat dipisahkan dalam proses pendidikan karena
keduanya berupaya untuk membantu peserta didik mencapai hasil belajar yang
optimal.
1.
Peranan BK
dalam proses pembelajaran disekolah
Guru
bimbingan konseling berpartisipasi secara aktif dalam kegiatan pengembangan
diri yang bersifat rutin, incidental, dan keteladanan, seperti tertera dalam
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 4
ayat (4) bahwa pendidikan diselenggarakan dengan member keteladanan, membangun
kemauan, dan mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran,
dan pasal 12 ayat (1b) yang menyatakan bahwa setiap peserta didik pada setiap
satuan pendidikan berhak mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat,
minat, dan kemampuannya. Pelaksanaan kegiatan pelayanan bimbingan: di dalam
pembelajaran sekolah/tatap muka dan di luar jam pembelajaran sekoilah berupa
layanan orientasi, konseling perorangan, bimbingan kelompok, dan mediasi (
layanan yang membantu peserta didik dalam menyelesaiakan permasalahan dan
memperbaiki hubungan antarmereka), serta kegiatan lainnya y6ang dapat
dilaksanakan diluar sekolah.
Kita sering menemukan siswa menunjukkan sikap
berbeda satu dengan yang lainnya, padahal kita dapat mengenali secara pasti
mana siswa yang sedang bermasalah dan mana siswa yang tidak sedang bermasalah
dalam pembelajaran. Indicator siswa mengalamai kesulitan dalam belajar dapat
diketahui dari berbagai jenis gejalanya sepertinya dikemukakan Ahmadi (1977)
sebagai berikut :
a. Hasil
belajar rendah, di bawah rata-rata kelas
b. Hasil yang
dicapai tidak seimbang dengan usaha yang dilakukan,
c. Menunjukan
sikap yang kuirang wajar, suka menantang, dusta, tidak mau menyelesaikan
tugas-tugas sekolah, dan sebagainya.
Apabila peserta didik berada dalam indicator diatas, maka
bimbingan dan konseling dapat memberikan layanan dalam :
a. Bimbingan belajar
b. Bimbingan
sosial, dan
c. Bimbingan
dalam mengatasi masalah-masalah pribadi.
Dalam hal
apa dan bagaimanaklah bimbingan konseling bisa berperan dalam peningkatan mutu
pendidikan ? jawabannya harus dimulai dari tiga hal yang bisa menjadiindikator
dari kesuksesan pendidikan itu sendiri, yakni administrasi sekolah, pengajaran
dan pembelajaran yang dilakukan, dan tentu saja hasil yang diperoleh oleh
siswa.
Pertama¸dimana yang
dimaksud dengan administrasi sekolah bukanlah aspek tata usaha, melainkan lebih
pada aspek manajerial dan kepemimpinan sekolah. Secara khusus bimbingan
konseling dan administrasi sekolah mempunyai hubungan yang bersifat
mutualistik. Administrasi sekolah membutuhkan bimbingan dan konseling dalam hal
masukan, sara-saran dan laporan-laporan yang terutama berkaitan dengan
kebutuhan siswa, tujuannya dalah supaya terjadi peningkatan mutu layanan yang
diberikan pihka sekolah terhadap siswa (Winkel, 2005).
Kedua, aspek pengajaran dan pembelajaran
disekolah identik dengan kurikulum yang ada, diman kemudian tujuannya adalah
menyediakan pengalam belajar bagi siswa untuk meresapi penghelaman belajar
tersebut. Dengan kata lain bidang pengajaran menyajikan pengelaman belajar,
sedangkan bimbingan konseling, mengajak siswa untuk mereflesikan pengelaman belajar
itu di dalam dalam konteks personal dan sosialnnya (Winkel, 2005). Artinya
dengan masukan dari bimbingan konseling, kurikulum bisa lebih personal bagi
siswa. Bimbingan konseling juga dapat membantu peningkatan aspek pengajaran dan
pembelajaran dalam hal pengembangan kurikulum dan juga dalam penentuan
p[enjurusan siswa, terutama agar penjurusan siswa tidak hanaya didasarkan pada
hasil tes IQ semata, tetapi juga memperhitungkan aspek minat, bakat,
psokologis, dan kompetensi siswa.
Ketiga, bimbingan konseling punya peran
besar dalam meningkatkan kualitas siswa. Hal ini sejalan dengan tujuan utama
dari bimbingan dan konseling disekolah yakni untuk membantu siswa untuk
mengembangkan diri secara optimal sesuai denga tahap perkembangan dan predisposisi
yang dimilikinya, berbagai latar belakang yang ada serta sesuai dengan tuntunan
positif lingkungannya. Dalam kaitan ini bimbingan konseling membantu individu
untuk menjadi insane yang berguna dalam hidupnya yang memiliki wawasan,
pandangan, interprestasi, pilihan, penyesuaian dan keterampilan yang tepat
berkenaan dengan diri sendiri dan lingkungannya (Praytno, 2004).
2.
Tujuan
Bimbingan Konseling di Sekolah
Layanan
bimbingan sengat dibutuhkan agar siswa-siswa yang mempunyai masalah dapat
terbantu, sehingga mereka dapat belajar dengan lebih baik. Dalam kurikulum SMA
tahun 1975 buku III C dinyatakan bahwa tujuan bimbingan disekolah adalah
membantu siswa :
a. Mengatasi
malasah kesulitan dalam belajarnya, sehingga memperoleh prestasi belajr yang
tinggi.
b. Mengatasi
terjadinya kebiasaan-kebiasaan yang tidak baik yang dilakukannya pada saat
proses belajar mengajar berlangsung dan dalam hubungan sosial.
c. Mengatasi
kesulitan-kesulitan yang berhubungan dengan kesehatan jasmani.
d. Mengatasi
kesulitan-kesulitan yang berhubungan dengan kelanjutan studi.
e. Mengatasi
kesulitan-kesulitan yang berhubungan denganperencanaan dan pemilihan jenis
pekerjaan setelah mereka tamat.
f.
Mengatasi kesulitan-kesulitan yang
berhubungan dengan masalah sosial-emosional di sekolah yang bersumber dariu
sikap murid yang bersangkutan terhadap dirinya sendiri.
Downing
(1968), juga mengatakan bahwa tujuan layanan bimbingan disekolah sebenarnya
sama dengan pendidikan terhadap diri
sendiri, yaitu membantu siswa agar dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan sosial
psikologis mereka, merealisasikan keinginannya, serta mengembangkan kemampuan
dan potensinya.
Tujuan umum
bimbingan terhadap siswa dapat membantu memandirikan peserta didik dan
mengembangkan potensi-potensi mereka secara optimal. Selain itu agar siswa dapat
Ø Mengarahkan
diri
Ø Menyesuaiakan
diri dengan lingkungan
Ø Memahami
diri dengan lingkungan
Ø Dan
mengembangkan diri.
Tujuan
bimbingan konseling yang terkait dengan aspek akademik belajar adalah :
a. Memiliki
kesadaran tentang potensi diri dalam aspek belajar, dan memahami berbagai
hambatan yang mungkin muncul dalam proses belajar yang dialaminya.
b. Memiliki
sikap dan kebiasaan belajar positif
c. Memiliki
motof yang tinggi untuk belajar sepanjang hayat.
d. Memiliki
keterampilan atau teknik belajar yang efektif.
Secara umum
dapat dikemukakan bahwa tujuan layanan bimbingan terhadap siswa disekolah
adalah membantu mengatasi berbagai macam kesulitan yang dihadapi siswa sehingga
terjadi proses belajar mengajar yang efektif dan efisien.
3.
Fungsi
Bimbingan dan Konseling
Pelayanan bimbingan dan konseling memiliki beberapa fungsi, yaitu
sebagai berikut :
a. Fungsi pencegahan
Sesuai dengan fungsi pencegahan maka pelayanan bimbingan dan
konseling yang diberikan kepada klien adalah dimaksudkan untuk mencegah
timbulnya masalah pada diri siswa sehingga mereka terhindar dari berbagai
masalah yang dapat menghambat perkembangannya. Berdasarkan fungsi ini maka pada
hakikatnya pelayanan bimbingan dan konseling adalah pelayanan yang terus
menerus dilakukan, atau pelayanan harus tetap diberikan kepada setiap siswa
sepanjang masa sebagai usaha untuk mencegah timbulnya masalah.
b. Fungsi
Pemahaman
Sesuai dengan fungsi yaitu pemahaman, maka layanan konselingyang
diberikan adalah pelayanan bimbingan dan konseling yang ditujuakan dengan
maksud untuk memberikan pemahaman tentang diri klien beserta permasalahannya
dan juga lingkungannya oleh klien itu sendiri dan oleh pihak-pihak yang
membantunya.
1) Pemahaman
terhadap klien
Merupakan
titik tolak uapay pemberian bantuan. Sebelum konselor memberikan layanan
tertentu pada klien dalam rangkah pemberian bantuan maka konselor perlu
terlebih dahulu untuk memahami klien dan masalah secara detail.
2) Pemahaman
tentang masalah klien
Pemehaman
terhadap masalah klien menyangkut jenis masalahnya, intensitasnya, sangkut
pautnya dengan malasah lain, sebab-sebabnya, dan kemungkinan dampaknya apabila
tidak segera dipecahkan.
3) Pemahaman
terhadap lingkungan
Bagi siswa
disekolah, melalui fungsi pelayanan
bimbingan dan konseling diberikan agar mereka memahami lingkungannya secara tepat, akurat,
komprehensif dan baik. Lingkungan sekolah yang perlu dipahami secara baik oleh
siswa meliputi lingkungan fisik, berbagai hak dan tanggung jawab siswa
disekolah, disiplin yang harus dipatuhi oleh siswa, aturan-aturan yang menyangkut
kurikulum, pembelajaran, penilaian, kenaikan kelas, hubungan dengan guru dan
sesame siswa, kesempatan-kesempatan yang diberikan oleh sekolah dan lain
sebagainya.
c.
Fungsi pengentasan.
Fungsi
pengentasan dalam layanan konseling adalah upaya yang dilakukan untuk mengatasi
permasalahan melalui pelayanan bimbingan dan konseling secara tuntas sampai
pada akar masalah. Dengan demikian, masalah akan terpecahkan secara permanen
dan tidak kembali bermasalah lagi pada masalah yang sama atau dengan kata lain
masalahnya dapat tertuntaskan pemecahannya.
d.
Fungsi pemeliharaan
Menurut
Prayitno dan Amti (1999), fungsi pemeliharaan berarti memelihara segala sesuatu
yang baik (positif) yang ada pada diri individu (siswa), baik hal itu merupakan
pembawaan maupun hasil-hasil perkembangan yang telah dicapai selama ini.
e.
Fungsi penyaluran
Kebutuhan
aktualisasi diri merupakan kebutuhan yang dapat mendorong seseorang untuk lebih
berprestasi lagi, melalui fungsi ini pelayanan bimbingan dan konseling berupaya
mengenali masing-masing siswa secara perorangan, selanjutnya memberikan bantuan
menyalurkan kearah kegiatan atau program yang dapat menunjang tercpainya
perkembangan yang optimal.
f.
Fungsi penyesuaian
Melalui
fungsi ini, pelayanan bimbingan dan konseling membantu terciptanya penyesuaian
antara siswa dan dan lingkungannya, sehingga membantu siswa memperoleh
penyesuaian diri dengan baik dengan lingkungannya terutama lingkungan sekolah
bagi siswa.
g.
Fungsi pengembangan
Melalui
fungsi ini, pelayanan bimbingan dan konseling diberikan kepada para siswa untuk
membantu par siswa dalam mengembangkan keseluruhan potensinya secara lebih
terarah sehingga mereka dapat berkembang sesuai dengan potensinya
masing-masing.
h.
Fungsi perbaikan
Setiap
individu pasti memiliki masalah, tidak ada individu atau siswa disekolah yang
tidak memiliki masalah. Melalui fungsi ini, pelayanan bimbingan dan konseling
kepada siswa untuk membantu mereka memecahkan masalah-masalah yang
dihadapinya. Dalam fungsi perbaikan,
siswa yang memiliki masalah yang mendapatkan prioritas untuk diberikan bantuan,
sehingga dengan demikian diharapkan masalah yang dihadapi oleh siswa tidak
terjadi lagi pada masa yang akan datang.
i.
Fungsi advokasi
Layanan
bimbingan dan konseling untuk aspek advokasi ini bertujuan memberikan bantuan
kepada para siswa untuk memperoleh pembelaan atas hak dan atau kepentingannya
yang kurang mendapat perhatian karena terkadang hak-hak siswa sering terabaikan
oleh para pendidik disekolah.
BAB III
PENUTUP
3.1KESIMPULAN
Program pemberian layanan bantuan kepada peserta didik merupakan
upaya membantu siswa untuk mencapai perkembangannya secara optimal, melalui
interaksi yang sehat dengan lingkungannya. Hal inilah yang menjadi sangat urgen
tugas bimbingan konseling yang menjadi tanggung jawab bimbingan dan konselor
bahkan juga guru dalam pelaksanaan bimbingan konseling. sebenarnya dalam
pelaksanaannya disekolah, bimbingan dan
konseling merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan karena keduanya
merupakan bagian integral yang saling berkaitan. oleh sebab itu ada beberapa
ahli menyebut bahwa konseling adalah jantung proses bimbingan. Secara singkat
bimbingan dan konseling dapat dikatakan sebagai sebuah pelayanan dan pemberian
bantuan kepada peserta didik baik individu/kelompok agar tumbuh kemandirian dan
perkembangan hubungan pribadi, sosial, belajar,karier dapat secara optimal.
Tujuan
pendidikan pada akhirnya adalah pembentukan manusia yang utuh dan mandiri, maka
proses pendidikan harus dapat membantu siswa mencapai kematangan emosional dan
sosial, sebagai individu dan aanggota masyarakat selain mengembangkan kemampuan
inteleknya. Dalam hal apa dan bagaimanaklah
bimbingan konseling bisa berperan dalam peningkatan mutu pendidikan ?
jawabannya harus dimulai dari tiga hal yang bisa menjadiindikator dari
kesuksesan pendidikan itu sendiri, yakni administrasi sekolah, pengajaran dan
pembelajaran yang dilakukan, dan tentu saja hasil yang diperoleh oleh siswa.
3.2SARAN
Setiap satuan
pendidikan seharusnya memberdayakan program-program bimbingan konseling, dan
sejenisnya sebagai media yang sangat efektif di sekolah untuk pembinaan potensi
peserta didik sesuai minat-bakat dan berfungsi efektif bagi pencegahan dini sekaligus
tindakan terhadap permasalahan yang dihadapi peserta didik.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi,A.(1977,Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah.Semarang:Toha Putra.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar