KATA PENGANTAR
Puji syukur
kehadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat dan karunia - Nya,
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “cara dan contoh penyusunan program”
Makalah yang kami
tulis ini berbicara mengenai cara dan contoh penyusunan program bimbingan dan
konseling. Kami menuliskannya dengan mengambil dari beberapa sumber buku serta
internet dan membuat gagasan dari
beberapa sumber yang ada tersebut.
Kami berterima
kasih kepada beberapa pihak yang telah membantu Kami dalam penyelesaian makalah
ini. Hingga tersusun makalah yang sampai dihadapan pembaca pada saat ini.
Kami juga
menyadari bahwa makalah yang ditulis ini masih banyak kekurangan. Karena itu sangat
diharapkan bagi pembaca untuk menyampaikan saran atau kritik yang membangun
demi tercapainya makalah yang lebih baik.
Kendari, 24 februari 2018
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ……………………………………………………………………..…………………………………
i
KATA PENGANTAR...............................................................................................................................................
ii
DAFTAR
ISI..............................................................................................................................................................
iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Masalah................................................................................................................................
1
B. Rumusan Masalah............................................................................................................................................
2
C. Tujuan…………….................................................................................................................................................
2
BAB II PEMBAHASAN
1.1 Pengertian Dan Tujuan Program
Bk…………………………………………………………………………..3
1.2 Perencanaan serta Langkah-Langkah Penyusunan
Program BK…..............................................5
1.3 Contoh ProgramBK ……………………...………………………………………………………………………….11
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan.......................................................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................................
16
A. LATAR BELAKANG
Saat ini keberadaan layanan
bimbingan dan konseling sudah tampak lebih baik apabila dibanding dengan era
sebelumnya. Pengakuan ke arah pelayanan bimbingan dan konseling sebagai suatu
profesi sudah semakin mengkristal terutama pada kalangan pemerintah dan kalangan
profesi yang lainnya.
Apabila dilihat dari tugas,
peran, fungsi dan tanggung jawab, bimbingan dan konseling menempati peran yang
sangat penting dalam keberadaannya di dalam sebuah lembaga pendidikan. Oleh
karena itu dibutuhkan penyusunan program bimbingan dan konseling yang terencana
dan sistematis.
Bimbingan dan konseling
merupakan bagian integral dan tidak terpisahkan dari proses pendidikan dan
memiliki kontribusi terhadap keberhasilan proses pendidikan.Pelayanan bimbingan
konseling hanya mungkin dapat dilaksanakan secara baik, apabila diprogramkan
dengan baik pula. Dengan kata lain, pelayanan bimbingan dan konseling perlu
direncanakan, dilaksanakan dan dievaluasi secara sistematis sehingga dirasakan
manfaatnya oleh berbagai pihak.
Perencanaan program dan
penyusunan usulan kegiatan belum dapat kita lakukan sebelum adanya pembagian
program kerja, yaitu suatu tugas atau kewenangan yang diberikan kepada suatu
unit kegiatan atau lembaga untuk menyelenggarakan suatu bentuk kegiatan. Tujuan
dari pada pembagian ini adalah untuk menghindari terjadinya kegiatan yang sama
baik waktu maupun bentuk kegiatan antar lembaga, dan tujuan lainnya adalah agar
dalam melaksanakan kegiatannya dapat diklasifikasikan atau dikelompokkan mana
kegiatan yang sifatnya umum atau lebih terarah pada ciri khas fakultas atau
jurusan.
B.
RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang diatas rumusan masalah yang
dapat kami ambil yaitu :
1.
Bagaimana
pengertian dan tujuan dari program Bimbingan dan Konseling?
2.
Bagaimana
perencanaan serta langkah-langkah penyusunan Program Bimbingan
dan Konseling ?
3.
Bagaimana contoh
penyusunan program Bimbingan dan Konseling?
C. TUJUAN
PENULISAN
Berdasarkan
rumusan masalah diatas maka tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk :
1.
Mengetahui bagaimana pengertian dan tujuan dari program
Bimbingan dan Konseling itu.
2.
Mengetahui bagaimana perencanaan serta langkah-langkah penyusunan Program Bimmbingan
dan Konseling.
3.
Mengetahui bagaimana
contoh penyusunan program Bimbingan dan Konseling itu.
BAB II
PEMBAHASAN
1.1
PENGERTIAN DAN TUJUAN PROGRAM BIMBINGAN
KONSELING
A.
Pengertian
program BK
Pelayanan
bimbingan di Sekolah/Madrasah merupakan usaha mambantu peserta didik dalam
pengembangan kehidupan pribadi, kehidupan sosial, kegiatan belajar, serta
perencaaan pengembangan karir. Pelayanan konseling memfasilitasi pengembangan
peserta didik, secara individual atau kelompok,
sesuai kebutuhan potensi, bakat, minat, serta perkembangan
peluang-peluang yang dimiliki. Pelayanan ini juga mambantu mengatasi kelemahan dan hambatan serta masalah yang dihadapi peserta didik. Tohorin
(2007:259) mengemukakan bahwa “Program bimbingan dan konseling merupakan suatu
rancangan atau rencana kegiatan yang akan dilaksanakan dalam jangka waktu
tertentu.” Rancangan atau terancang kegiatan tersebut disusun secara
sistematis, terorganisasi, dan terkoordinasi dalam jangka waktu tertentu.
Suatu
program layanan bimbingan dan konseling tidak akan berjalan efisien sesuai
kebutuhan keadaan siswa jika dalam pelaksanaannya tanpa suatu sistem
pengelolaan (manajemen) yang bermutu,
artinya dilakukan secara sistematis jelas dan terarah. Penyusunan
program bimbingan dan konseling sangat memegang peranan penting dalam
keberhasilan pelaksanaan layanan bimbingan di sekolah. Dewa Ketut Sukardi dan Desak Made Sumiati
mengemukakan bahwa: “Penyusunan program bimbingan dan konseling disekolah hendaknya berdasarkan masalah-masalah yang dihadapi
oleh siswa serta kebutuhan-kebutuhan siswa dalam mereka mencapai tujuan
pendidikan yaitu kedewasaan siswa itu sendiri”.
Berdasarkan
hal tesebut di atas, maka perlulah
disusun program bimbingan di sekolah agar usaha layanan bimbingan di sekolah
betul berdaya guna dan berhasil guna serta tepat sasaran.
B.
Tujuan
Program BK
Menurut
Dewa Ketut Sukardi Dan Desak Made Sumiati tujuan program bimbingan dan
konseling disekolah terdiri dari : (1) Tujuan umum, dan (2) Tujuan Khusus.
Tujuan dimaksud adalah sebagai berikut :
a.
Tujuan Umum Program Bimbingan
1)
agar siswa dapar memperkembangkan
pengertian dan pemahaman diri dalam kemajuannya disekolah.
2)
agar siswa dapat memperkembangkan
pengatahuan tetang dunia kerja, kesempatan kerja serta rasa tanggung jawab
dalam memilih suatu kesempatan kerja tertentu.
3)
agar siswa dapat memperkembangkan
kemampuan untuk memilih dan mempertemukan pengetahuan tentang dirinya dengan
informasi tentang kesempatan yang secara tepat dan bertanggung jawab.
4)
agar siswa dapat mewujudkan penghargaan
terhadap kepentingan dan harga diri orang lain.
b.
Tujuan Khusus Program Bimbingan
1)
agar siswa memiliki kemampuan untuk
mengatasi kesulitan dalam memahami dirinya sendiri.
2)
agar siswa memiliki kemampuan untuk
mengatasi kesulotan dalam memahami lingkungannya.
3)
agar siswa memiliki kemampuan dalam
mengatasi kesulitan dalam mengidentifikasi dan memecahkan masalah yang dihadapinya.
4)
agar para siswa memiliki kemampuan
untuk mengastasi dan menyalurkan potensi-potensi yang dimilikinya dalam
pendidikan dan lapangan kerja secara tepat.
1.2
PERENCANAAN SERTA
LANGKAH-LANGKAH PENYUSUNAN PROGRAM BIMBINGAN DAN
KONSELING
Pelayanan
bimbingan dan konseling terlaksana melalui sejumlah kegiatan bimbingan.
Kegiatan-kegiatan tersebut diselenggarakan melalui suatu program bimbingan (guidance
program). Secara umum program bimbingan merupakan suatu rancangan atau
rencana kegiatan yang akan dilaksanakan dalam jangka waktu tertentu. Rancangan
atau rencana kegiatan tersebut disusun secara sistematis, terorganisasi dan
terkoordinasi dalam jangka waktu tertentu. Dalam penyusunan program bimbingan
dan konseling, harus melibatkan berbagai pihak terkait (stakeholders)
seperti orang tua dan masyarakat, karena manfaat layanan bimbingan dan
konseling dapat dirasakan oleh berbagai pihak tersebut.
Berkenaan
dengan perencanaan program bimbingan dan konseling, perlu dilakukan dan
dipersiapkan hal sebagai berikut:
a.
Studi Kelayakan.
Studi
kelayakan merupakan refleksi tentang alasan-alasan mengapa diperlukan suatu
program bimbingan dan konseling Studi kelayakan juga perlu dilakukan untuk
melihat program mana yang lebih layak untuk dilaksanakan dalam bentuk layanan
bimbingan dan konseling.
b.
Penyediaan Sarana Fisik dan Teknik.
Program
bimbingan dan konseling perlu didukung oleh sarana fisik dan teknis. Sarana
fisik adalah semua peralatan atau perlengkapan yang dibutuhkan dalam rangka
penyusunan program bimbingan dan konseling seperti: ruangan kerja tenaga
bimbingan beserta peralatannya seperti: almari data, perpustakaan bimbingan dan
konseling, ruang konsultasi, peralatan administrasi dan lain-lain. Sarana
teknis seperti: alat-alat atau instrument yang diperlukan untuk melaksanakan
pelayanan bimbingan seperti tes baku, daftar check list, angket, format, daftar
penilaian, kartu pribadi dan lain sebagainya.
c.
Penentuan Sarana Personil dan Pembagian
Tugas
Selain
sarana fisik dan teknis, penyusunan rencana program bimbingan dan konseling
juga membutuhkan sarana personil. Sarana personil dalam penyusunan rencana
program bimbingan dan konseling adalah orang-orang yang bisa dilibatkan dalam
penyusunan program bimbingan dan konseling dan pembagian tugas masing-masing.
d.
Kegiatan-kegiatan Penunjang
Dalam
penyusunan rencana program bimbingan dan konseling diperlukan kegiatan-kegiatan
pendukung terutama pertemuan komponen-komponen yang terlibat didalam rencana
program pelayanan bimbingan dan konseling.
Dalam
merencanakan suatu program, ada beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu:
a.
Proses pembuatan program
b.
Identifikasi program
c.
Langkah-langkah dalam penyusunan
rencana program
d.
Penjadwalan rencana program
a.
Proses Pembuatan Program
Dalam
proses pembuatan program dapat kita kemukakan sebagai berikut :
1. Berdasarkan
atas fakta yang objektif, rasional dan pertimbangan-pertimbangan terhadap
perkembangan kegiatan.
2. Sasaran
yang ingin dicapai harus jelas.
3. 5W + H
: What (Apa), Why (Kenapa), Who (Siapa), Where (Dimana), When (Kapan) dan How
(Bagaimana).
4. Harus
dipertimbangkan kebijaksanaan organisasi.
5. Antara
satu kegiatan dengan kegiatan yang saling mengisi dan berkaitan.
6. Tidak
kaku dalam batas-batas tertentu sesuai dengan perkembangan.
7. Mudah
dipahami dan penafsiran harus sama oleh pelaksana kegiatan.
Penyusunan
program bimbingan dan konseling umumnya mengikuti empat langkah pokok, yaitu
identifikasi kebutuhan, penyusunan rencana kerja, pelaksanaan kegiatan dan
penilaian kegiatan. Keempat langkah di atas merupakan suatu rangkaian kegiatan
yang sebaiknya dilakukan secara berkesinambungan.
Pertama,
identinfikasi kebutuhan. Program yang baik adalah program yang sesuai (match)
kebutuhan konseli seperti: Kebutuhan aktualisasi diri dan pemenuhan diri (self
actualization needs) seperti pengembangan potensi diri. Kebutuhan harga
diri (esteem needs) seperti status atau kedudukan, kepercayaan diri,
pengakuan, reputasi, kehormatan diri dan penghargaan. Kebutuhan social (social
needs) seperti cinta, persahabatan, perasaan memiliki, kekeluargaan dan asosiasi.
Kebutuhan keamanan dan rasa aman (safety and security needs) seperti
perlindungan dan stabilitas. Kebutuhan fisiolgis (physiological needs)
seperti makan, minum, perumahan, seks dan istirahat, Semua kebutuhan di atas
perlu di analisis untuk ditetapkan kebutuhan mana yang akan diprioritaskan
untuk diberikan pelayanan bimbingan konseling.
Kedua,
penyusunan rencana kegiatan. Rencana kegiatan bimbingan disusun atas dasar
jenis-jenis dan prioritas kebutuhan konseli. Selain itu, rencana kegiatan
bimbingan juga harus disesuaikan dan diintegrasikan antara satu kegiatan dengan
kegiatan lainnya serta disusun secara spesifik dan realistis.
Ketiga,
pelaksanaan kegiatan. Pelaksanaan kegiatan merupakan realisasi rencana program
bimbingan yang telah disusun. Dalam kaitannya, buat format monitoring dan
kembangkan dalam rangka pencatatan proses kegiatan (proses bimbingan).
Keempat,
penilaian kegiatan. Penilaian dilakukan mencakup semua kegiatan bimbingan dan
konseling yang telah dilaksanakan. Penilaian dilakukan pada setiap tahap
kegiatan dalam keseluruhan program. Hasil penilaian merupakan gambaran tentang
proses seluruh hsil yang dicapai disertai dengan rekomendasi tentang kegiatan
berikutnya (follow up).
Penyusunan
program bimbingan dapat dikerjakan oleh tenaga ahli bimbingan atau konselor dan
melibatkan tenaga bimbingan yang lain. Penyusunan program bimbingan harus
merujuk kepada kebutuhan konseli. Dalam menyusun rencana program bimbingan dan
konseling, harus diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1.
Pola dasar yang mana yang sebaiknya
dipegang dan strategi mana yang paling tepat untuk diterapkan
2.
Bidang-bidang atau jenis layanan mana
yang sesuai untuk melayani kebutuhan konseli.
3.
Pengaturan pelayanan konsultasi
4.
Cara mengevaluasi program
5.
Penetapan alih kasus atau tindak lanjut.
b.
Identifikasi Program
Dari
sekian banyak bidang atau seksi dalam perencanaan program harus diidentifikasi
menurut:
1. Bidang
kegiatan
2. Jenis
kegiatan
3. Sub.jenis
kegiatan
4. Bentuk
kegiatan
Berdasarkan
Misi Universitas akan diambil salah satu bagian yaitu kegiatan dalam bentuk
pendidikan dan penalaran.
Bidang
kegiatan : Pendidikan dan Penalaran
Jenis
kegiatan : - Pendidikan
Bentuk
kegiatan : - Diklat, dll
Jenis
kegiatan : - Penalaran
Bentuk
kegiatan : - Seminar, Lokakarya, dll
c.
Langkah-Langkah Dalam Penyusunan
Rencana Program
Dalam
merencanakan suatu rencana program beberapa langkah yang harus kita perhatikan,
yaitu :
1) Sasaran
yang ingin dicapai harus diketahui dan ditetapkan.
2) Kumpulkan
data atau informasi yang diperlukan.
3) Analisa
data dan informasi terhadap sasaran atau permasalahan yang terjadi.
4) Identifikasi
faktor-faktor apa saja yang akan menjadi penghambat dan penunjang.
5) Buat
alternatif rencana program, dari masing-masing alternatif tersebut tetapkan
yang terbaik.
6) Rencana
program harus terperinci, yaitu terdiri dari waktu, pendanaan, pelaksanaan dan
lain-lain.
d.
Penjadwalan Rencana Program
Penjadwalan
program merupakan aspek penting dari suatu perencanaan program, karena dalam
suatu penjadwalan tersebut lebih memfokuskan kepada identifikasi terhadap sesuatu
yang harus atau ingin dilakukan, kapan untuk dimulai dan kapan harus selesai.
Penjadwalan ini sangat membantu dalam hal pelaksanaan, monitoring kegiatan, dan
evaluasi suatu program. Dalam penjadwalan suatu rencana program
beberapa hal harus kita pedomani :
1. Identifikasi
seluruh kegiatan yang direncanakan.
2. Prioritaskan
program.
3. Tentukan
kegiatan yang telah dirinci.
4. Tentukan
lama waktu dan waktu pelaksanaan.
5. Jadwal
kegiatan disesuaikan dengan tahun anggaran
6. Evaluasi
jadwal yang telah disusun.
Dari
keempat hal tersebut diatas, walaupun perencanaan program yang disusun terlihat
baik dan rapi, dalam pelaksanaannya belum tentu demikian. Seorang pemimpin atau
ketua organisasi harus dapat memperkecil kendala-kendala yang datang baik dari
dalam maupun dari luar organisasi. Kendala yang datang dari dalam organisasi
adalah kuranganya pengertian dan pemahaman, kesadaran dan tanggung jawab, waktu
dan pendanaan, pola manajemen. Sedangkan yang datang dari luar organisasi
seperti peraturan/ketentuan-ketentuan (birokrasi) yang berlaku, faktor sosial,
faktor politik dan faktor ekonomi.
Organisasi
merupakan sistem yang kompleks dan multidimensi, dalam hal ini dituntut
kemampuan pengelolaan menghadapi dan mengatasi bermacam tantangan atau hambatan
dan perubahan baik dari dalam maupun dari luar. Semakin kritis dan dinamis
kehidupan kampus, semakin cepat dan besar terjadinya perubahan, berarti
strategi-strategi yang tepat sangat diharapkan sekali.
Strategi
merupakan suatu arah dan kebijaksanaan untuk pencapaian tujuan organisasi, yang
melibatkan peran dan tanggung jawab anggota. Dalam menetapkan strategi ini
kurun waktu pelaksanaan kita tetapkan berdasarkan program jangka panjang dan
jangka pendek. Dalam perencanaan ini harus dapat dilaksanakan serta
di-implementasikan secara konsisten, dan hasil yang ingin dicapai benar-benar
memenuhi sasaran yang akhirnya akan dievaluasi keberhasilannya.
Setelah
program direncanakan, apakah benar-benar telah evektif. Dalam menilai suatu
perencanaan evektif atau tidak dapat kita perhatikan yaitu : manfaat dari hasil
yang dicapai terhadap yang kita harapkan apakah sesuai dengan sasaran, dari
manfaat yang kita harapkan bagaimana pemanfaatan dana, efisiensi, evektifitas
dan
pengelolaan. Untuk pencapaiannya dibutuhkan pengendalian atau monitoring dan pengawasan secara 3S (sebelum, selama dan sesudah) kegiatan berlangsung.
pengelolaan. Untuk pencapaiannya dibutuhkan pengendalian atau monitoring dan pengawasan secara 3S (sebelum, selama dan sesudah) kegiatan berlangsung.
Secara makro keberhasilan organisasi
dalam melaksanakan program dapat dinilai dari:
- Hasil yang dicapai.
- Keterlibatan anggota (sumber daya anggota).
- Manajemen atau sistem pengelolaan.
- Lingkungan dimana kegiatan dilaksanakan.
1.3
CONTOH PROGRAM BIMBINGAN
KONSELING
KOMPONEN PROGRAM
No
|
KOMPONEN
PROGRAM
|
BENTUK
LAYANAN/KEGIATAN
|
1.
|
Pelayanan
Dasar
|
Latihan
soal SBMPTN
Small
group discussion
Game
edukatif
|
2.
|
Layanan
Responsif
|
Kunjungan
rumah
|
3.
|
Perencanaan
Individual
|
Individual
appraisa
Individual
advisemen
Follow
up
|
4.
|
Dukungan
Sistem
|
Bazar
kampus
Kolaborasi
dengan wali kelas
|
RENCANA OPERASIONAL/ACTION PLAN
No
|
Komponen Program
|
Layanan/Kegiatan
|
Waktu
|
Indikator Capaian
|
1
|
Pelayanan Dasar
|
a.
Latihan soal SBMPTN (1)
|
90 menit/soal
|
-
Siswa mampu mempersiapkan diri dalam ujian SBMPTN
-
Siswa mempunyai gambaran ketika ujian SBMPTN
-
Siswa tidak gugup lagi ketika melaksanakan ujian SBMPTN
|
b.
Small group discussion (2)
|
45 menit
|
-
Siswa mampu memecahkan masalah bersama dengan teman sebayanya
|
||
c.
Game edukatif (3)
|
30 menit
|
-
Siswa tidak mempunyai ketegangan dalam melaksanakan proses belajar mengajar
dan bimbingan
-
Memacu semangat siswa dalam proses dampingan
|
||
2.
|
Layanan Responsif
|
Kunjungan rumah (4)
|
60 menit
|
-
Orang tua diharapkan mengetahui kondisi anaknya atau mengetahu masalah yang
dihadapi oleh anak
-
Pendampingan dilakukan bersama orang tua
|
3.
|
Perencanaan Individual
|
|
30 menit
|
-
Siswa mampu mengetahui bakat dan minatnya sendiri untuk menentukan karir
sesuai dengan keinginan dan kemampuan
|
b.
Individual advisemen (6)
|
30 menit
|
-
Siswa mampu mempertimbangkan positif dan negate atas pilihannya supaya tidak ada
penyesalan diakhirnya.
|
||
|
30 menit
|
-
Siswa bisa terfokus dengan permasalahan yang dihadapi agar segera
terselesaikan
-
Siswa tidak lalai akan tanggung jawabnya
|
||
4.
|
Dukungan Sistem
|
a.
Bazar kampus (8)
|
1 hari
|
-
Siswa mendapatkan informasi tentang jalur pendidikan yang diminati melalui jaringan alumni
|
|
Kondisional
|
-
Lebih intensif dalam memberikan
pengawasan
|
Keterangan
:
1.
Latihan soal SBMPTN
Perlunya
akan latihan soal, merupakan usah yang tepat untuk membiasakan siswa dalam
mempersiapkan Ujian SBMPTN
2.
Small group discussion
Diskusi
yang berupa permasalahan yang dihadapi siswa, dan terdiri dari minimal 2 siswa,
serta tetap didampingi oleh konselor
3.
Game edukatif
Seorang
siswa merasa jenuh ketika padatnya jam belajar membuat siswa tidak bisa
mengikuti program yang sudah ditetapkan, maka dari itu penyampaian materi dan
pendampingan dengan diselingi game merupakan cara untuk membuat anak lebih
semangat dan ceria.
4.
Kunjungan rumah
Melihat
fenomena sekarang ini, terdapat beberapa anak yang memerlukan dampingan yang
intensif, dan tidak bisa hanya melakukan pendampingan di sekolah saja, maka
dari itu kunjungan rumah untuk menyelaraskan dampingan konselor dengan Orang tua.
5.
Individual appraisa
Individu
diminta oleh konselor untuk menginterpretasi tentang bakat, minat,
keterampilan, dan prestasi yang ada dalam dirinya sendiri.
6.
Individual advisemen
Konselor
meminta individu yang bersangkutan untuk mempertimbangkan tentang pendidikan,
karir, sosial dan pribadi. Dan, kemudian bagaimana individu tersebut untuk
merealisasikan.
7.
Follow up
Bekerjasama
dengan pihak guru yang lain menindaklanjuti dari data yang diperoleh untuk
kemudian dievaluasi
8.
Bazar kampus
Merupakan
kerjasama sekolah dengan forum alumni untuk memberikan informasi siswa tentang
perguruan tinggi, yang kegiatannya berbentuk bazar.
9.
Kolaborasi dengan wali kelas
Peran
wali kelas sangatlah penting bagi semua siswa, karena wali kelas sendiri
merupakan guru terdekat dari tiap siswa, maka dari itu pendampingan sangatlah
efektif dan efisien ketika bersama-sama dengan wali kelas.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan temuan uraian
di atas maka ditarik kesimpulan sebagai berikut:
- Dalam perencanaan program dibutuhkan beberapa hal yang dilakukan: Studi kelayakan, penyedia sarana fisik dan teknik, penentuan sarana personil dan pembagian tugas dan kegiatan penunjang.
- Dalam penyusunan program harus mengikuti empat langkah pokok: Identifikasi kebutuhan, penyusunan rencana kerja, pelaksanaan kegiatan dan penilaian kegiatan.
- Komponen dalam program bimbingan dan konseling ada empat adalah: Layanan dasar bimbingan, layanan responsef (Responsive Services), layanan perencanaan individu dan dukungan system.
- Evaluasi terhadap program pelayanan selain untuk mengetahui keberhasilan proses, pencapaian tujuan, juga untuk melakukan follow up misalnya untuk perbaikan program bimbingan dan konseling sehingga gilirannya akan dapat meningkatkan mutu atau kualitas pelayanan bimbingan konseling.
- Tindak lanjut adalah upaya yang dilakukan oleh konselor berdasarkan hasil evaluasi dengan tujuan untuk mengoptimalisasikan individu agar dicapai hasil yang maksimal.
DAFTAR PUSTAKA
Dr.
Syamsu Yusuf dan DR. A. Juntika Nurihsan, Landasan Bimbingan dan Konseling,
PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2008
Drs.
Ridwan, M.Pd. Penanganan Efektif Bimbingan dan Konseling di Sekolah.
Pustaka Pelajar. Yogyakarta, 2004.
Drs.
Tohirin, M.Pd, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis
Integrasi), PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2007
Drs.
Dewa Ketut Sukardi, Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling,
Rieneka Cipta, Jakarta, 2002
Siswohardjono,
Aryatmi. 1990. Perspektif Bimbingan
Konseling dan Penerapanya di
Berbagai
Institusi.
Semarang: Satya Wacana
Gunawan,
Dudi. 2012. Model pengembangan Karier, jurnal
penelitian pendidikan. Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Mayarakat. Vol.
13 No.2
Yusron
I, Ahmad. 2012. PENGARUH BIMBINGAN KARIER
DAN POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP KEMANDIRIAN SISIWA DALAM MEMILIH KARIR PADA
KELAS XI JURUSAN TEKNIK INSTALASI TENAGA LISTRIK SMK NEGERI 1 SEDAYU.
Fakultas Tehnik Universitas Negeri Yogyakarta.
Rahman,
Fathur.2008. Penyusunan BK di Sekolah. Universitas
Yogyakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar