Rabu, 20 September 2017

HUBUNGAN INTERAKSI SOSIAL TEMAN SEBAYA DENGAN PRESTASI BELAJAR



BAB I
PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang
Manusia dalam hidup bermasyarakat, akan saling berhubungan dan saling membutuhkan satu sama lain. Kebutuhan itulah yang dapat menimbulkan suatu proses interaksi sosial. Interaksi sosial dapat diartikan sebagai hubungan-hubungan sosial yang dinamis. Hubungan sosial yang dimaksud dapat berupa hubungan antara individu yang satu dengan individu lainnya, antara kelompok yang satu dengan kelompok lainnya, maupun antara kelompok dengan individu.
Kelompok Teman Sebaya merupakan lingkungan sosial pertama di mana remaja belajar untuk hidup bersama orang lain yang bukan anggota keluarganya. Menurut Umar (2005: 181) “ Kelompok sebaya adalah suatu kelompok yang terdiri dari orang yang bersamaan usianya” Dengan menjadi anggota dalam kelompok sebaya maka akan terjadi dampak yang positif maupun yang negatif yang dikarenakan interaksi di dalamnya. Seperti yang diungkapkan Umar (2005: 181) “Dampak edukatif dari keanggotaan kelompok sebaya itu antara lain karena interaksi sosial yang intensif dan dapat terjadi setiap waktu dan dengan melalui peniruan”

Hubungan yang baik di antara teman sebaya akan sangat membantu perkembangan aspek sosial anak secara normal yang juga akan berpengaruh pada pembelajaran. Anak pendiam yang ditolak oleh teman sebayanya, dan merasa kesepian berisiko menderita depresi. Anak-anak yang agresif terhadap teman sebaya berisiko pada berkembangnya sejumlah masalah seperti kenakalan dan drop out dari sekolah. Dalam interaksi teman sebaya memungkinkan terjadinya proses identifikasi, kerjasama dan proses kolaborasi. Proses-proses tersebut akan mewarnai proses pembentukan tingkah laku dan proses pembelajaran.
Dukungan teman sebaya banyak membantu atau memberikan keuntungan kepada anak-anak yang memiliki problem sosial dan problem keluarga, dapat membantu memperbaiki iklim sekolah, serta memberikan pelatihan keterampilan sosial. Namun, tidak semua teman dapat memberikan keuntungan bagi pembelajaran. Perkembangan individu akan terbantu apabila anak memiliki teman yang secara sosial terampil dan bersifat suportif. Sedangkan teman-teman yang suka memaksakan kehendak dan banyak menimbulkan konflik akan menghambat pembelajaran.
1.2Rumusan Masalah

1.      Apa dan bagaimana itu interaksi sosial ?
2.      Apa dan bagaimana itu teman sebaya?
3.      Bagaimana hubungan prestasi belajar dengan interaksi sosial teman sebaya?

1.3Tujuan

1.      Untuk mengetahui apa dan bagaimana interaksi sosial itu.
2.      Untuk mengetahui bagaimana teman sebaya itu.
3.      Untuk mengetahui bagaimana hubungan prestasi belajar dengan interaksi sosial teman sebaya.






BAB II
PEMBAHASAN

2.1 INTERAKSI SOSIAL
A.      Pengertian Interaksi social
Interaksi sosial adalah suatu  hubungan antar sesama manusia yang saling mempengaruhi satu sama lain baik itu dalam hubungan antar individu, antar kelompok maupun atar individu dan kelompok.
Interaksi mengandung pengertian hubungan timbal balik antara dua orang atau lebih, dan masing-masing orang yang terlibat di dalamnya memainkan peran secara aktif. Dalam interaksi juga lebih dari sekedar terjadi hubungan antara pihak- pihak yang terlibat melainkan terjadi  saling mempengaruhi baik positive ataupun negative
Manusia dalam hidup bermasyarakat, akan saling berhubungan dan saling membutuhkan satu sama lain. Kebutuhan itulah yang dapat menimbulkan suatu proses interaksi sosial.
Maryati dan Suryawati (2003) menyatakan bahwa, “Interaksi sosial adalah kontak atau hubungan timbal balik atau interstimulasi dan respons antar individu, antar kelompok atau antar individu dan kelompok”. Pendapat lain dikemukakan oleh Murdiyatmoko dan Handayani (2004), “Interaksi sosial adalah hubungan antar manusia yang menghasilkan suatu proses pengaruh mempengaruhi yang menghasilkan hubungan tetap dan pada akhirnya memungkinkan pembentukan struktur sosial”.
“Interaksi positif hanya mungkin terjadi apabila terdapat suasana saling mempercayai, menghargai, dan saling mendukung” (Siagian, 2004).
Berdasarkan definisi di atas maka, penulis dapat menyimpulkan bahwa interaksi sosial adalah suatu hubungan antar sesama manusia yang saling mempengaruhi satu sama lain baik itu dalam hubungan antar individu, antar kelompok maupun atar individu dan kelompok.
Interaksi sosial dapat diartikan sebagai hubungan-hubungan sosial yang dinamis. Hubungan sosial yang dimaksud dapat berupa hubungan antara individu yang satu dengan individu lainnya, antara kelompok yang satu dengan kelompok lainnya, maupun antara kelompok dengan individu.
B.      Ciri – Ciri Interaksi Sosial
Menurut Tim Sosiologi (2002), ada empat ciri – ciri interaksi sosial, antara lain :
1.      Jumlah pelakunya lebih dari satu orang
2.      Terjadinya komunikasi di antara pelaku melalui kontak sosial
3.      Mempunyai maksud atau tujuan yang jelas
4.      Dilaksanakan melalui suatu pola sistem sosial tertentu

C.      Faktor- faktor yang mempengaruhi interaksi social
Menurut Gerungan (2000: 58) faktor- faktor ynag mempengaruhi interaksi sosial yaitu:
a.       Faktor Imitasi : Merupakan dorongan untuk meniru orang lain, misalnya dalam hal tingkah laku, mode pakaian dan lain- lain.
b.      Faktor Sugesti : Yaitu pengaruh psikis, baik yang datang dari dirinya sendiri maupun dari orang lain, yang pada umumnya diterima tanpa adanya kritik dari orang lain.
c.       Faktor identifikasi : Merupakan suatu dorongan untuk menjadi identik (sama) dengan orang lain.
d.      Faktor Simpati : Merupakan suatu perasaan tertarik kepada orang lain. Interaksi sosial yang mendasarkan atas rasa simpati akan jauh lebih mendalam bila dibandingkan hanya berdasarkan sugesti atau imitasi saja.

Jika dorongan untuk meniru oranglain sangat kuat maka ini memungkinkan individu menggunakan interaksinya tersebut untuk melakukan cara apapun agar sama dengan temannya, atau adanya pengaruh-pengaruh negative dari oranglain yang langsung saja diterima tanpa filter yang kuat, dorongan untuk identik dengan oranglain. Interaksi ini akan sangat berpengaruh negative dan sekolah merupakan sumber utama interaksi sosial remaja karena di sekolah mereka bertemu dengan banyak orang seusia mereka.

D.     Bentuk- Bentuk Interaksi Sosial
Menurut Park dan Burgess (Santosa,2004:12) bentuk interaksi social dapat berupa:
a)     Kerja sama
Kerja sama ialah suatu bentuk interaksi sosial dimana orang-orang atau kelompok-kelompok bekerja sama Bantu membantu untuk mencapai tujuan bersama. Misal, gotong-royong membersihkan halaman sekolah.
b)     Persaingan
Persaingan adalah suatu bentuk interaksi sosial dimana orang-orang atau kelompok- kelompok berlomba meraih tujuan yang sama. Jika persaingan itu sportif maka ini akan menjadi interaksi yang positive tetapi jika persaingan sudah tidak sehat, akan banyak masalah yang muncul kepermukaan akibat dari persaingan tersebut dan efeknya bisa bermacam-macam
c)      Pertentangan.
Pertentangan adalah bentuk interaksi sosial yang berupa perjuangan yang langsung dan sadar antara orang dengan orang atau kelompok dengan kelompok untuk mencapai tujuan yang sama.
d)     Persesuaian
Persesuaian ialah proses penyesuaian dimana orang-orang atau kelompok- kelompok yang sedang bertentangan bersepakat untuk menyudahi pertentangan tersebut atau setuju untuk mencegah pertentangan yang berlarut- larut dengan melakukan interaksi damai baik bersifat sementara maupun bersifat kekal. Selain itu akomodasi juga mempunyai arti yang lebih luas yaitu, penyesuaian antara orang yang satu dengan orang yang lain, antara seseorang dengan kelompok, antara kelompok yang satu dengan kelompok yang lain.
e)     Perpaduan
Perpaduan adalah suatu proses sosial dalam taraf kelanjutan, yang ditandai dengan usaha-usaha mengurangi perbedaan yang terdapat di antara individu atau kelompok. Dan juga merupakan usaha-usaha untuk mempertinggi kesatuan tindakan, sikap, dan proses mental dengan memperhatikan kepentingan dan tujuan bersama.

E.      Jenis- Jenis Interaksi
Menurut Shaw (Ali,2004: 88) membedakan interaksi dalam menjadi tiga jenis, yaitu:
a.       Interaksi verbal. Interaksi verbal terjadi apabila dua orang atau lebih  melakukan kontak satu sama lain dengan menggunkan alat- alat artikulasi. Prosesnya terjadi dalam saling tukar percakapan satu sama lain.
b.      Interaksi fisik. Interaksi fisik terjadi manakala dua orang atau lebih melakukan kontak dengan menggunakan bahasa- bahasa tubuh.
c.       Interaksi emosional. Interaksi emosional terjadi manalaka individu malakukan kontak satu sama lain dengan melakukan curahan perasaan.

F.      Proses Interaksi Sosial
Proses Interaksi sosial menurut Herbert Blumer adalah pada saat manusia bertindak terhadap sesuatu atas dasar makna yang dimiliki sesuatu tersebut bagi manusia. Kemudian makna yang dimiliki sesuatu itu berasal dari interaksi antara seseorang dengan sesamanya.
Dan terakhir adalah Makna tidak bersifat tetap namun dapat dirubah, perubahan terhadap makna dapat terjadi melalui proses penafsiran yang dilakukan orang ketika menjumpai sesuatu. Proses tersebut disebut juga dengan interpretative process
Interaksi sosial dapat terjadi bila antara dua individu atau kelompok terdapat kontak sosial dan komunikasi. Kontak sosial merupakan tahap pertama dari terjadinya hubungan sosial Komunikasi merupakan penyampaian suatu informasi dan pemberian tafsiran dan reaksi terhadap informasi yang disampaikan.
Karp dan Yoels menunjukkan beberapa hal yang dapat menjadi sumber informasi bagi dimulainya komunikasi atau interaksi sosial. Sumber Informasi tersebut dapat terbagi dua, yaitu Ciri Fisik dan Penampilan. Ciri Fisik, adalah segala sesuatu yang dimiliki seorang individu sejak lahir yang meliputi jenis kelamin, usia, dan ras. Penampilan di sini dapat meliputi daya tarik fisik, bentuk tubuh, penampilan berbusana, dan wacana.
Interaksi sosial memiliki aturan, dan aturan itu dapat dilihat melalui dimensi ruang dan dimensi waktu dari Robert T Hall dan Definisi Situasi dari W.I. Thomas. Hall membagi ruangan dalam interaksi sosial menjadi 4 batasan jarak, yaitu jarak intim, jarak pribadi, jarak sosial, dan jarak publik.
Selain aturan mengenai ruang Hall juga menjelaskan aturan mengenai Waktu. Pada dimensi waktu ini terlihat adanya batasan toleransi waktu yang dapat mempengaruhi bentuk interaksi.

2.2 Kelompok Teman Sebaya
1.      Pengertian kelompok teman sebaya
Kelompok adalah kumpulan dua orang atau lebih yang saling berkaitan, berinteraksi dan saling mempengaruhi dalam perilaku untuk mencapai tujuan bersama. Kelompok teman sebaya adalah kelompok persahabatan yang mempunyai nilai- nilai dan pola hidup sendiri, di mana persahabatan dalam periode teman sebaya penting sekali karena merupakan dasar primer mewujudkan nilai- nilai dalam suatu kontak sosial. Jadi kelompok teman sebaya merupakan media bagi anak untuk mewujudkan nilai- nilai sosial tersendiri dalam melakukan prinsip kerjasama, tanggungjawab dan kompetisi.



2.      Hakekat kelompok teman sebaya
Anak berkembang di dalam dua dunia sosial:
a.       Dunia orang dewasa, yaitu orang tuanya, guru- gurunya dan sebagainya.
b.      Dunia teman sebaya, yaitu sahabat- sahabatnya, kelompok bermain, perkumpulan- perkumpulan.

Setiap kelompok memiliki peraturan- peraturanya sendiri, tersurat maupun tersirat, memiliki tata sosialnya sendiri, mempunyai harapan- harapannya sendiri bagi para anggotanya. Setiap kelompok sebaya juga mempunyai kebiasaan- kebiasaan, tradisi-tradisi, perilaku, bahkan bahasa sendiri. Kelompok sebaya merupakan lembaga sosialisasi yang penting disamping keluarga, sebab kelompok sebaya juga turut serta mengajarkan cara- cara hidup bermasyarakat. Biasanya anatar umur empat dan tujuh tahun dunia sosial anak mengalami perubahan secara radikal, dari dunia kecil yang berpusat di dalam keluarga ke dunia yang lebih luas yang berpusat pada kelompok sebaya. Anak cenderung merasa nyaman berada bersama- sama teman- teman sebayanya daripada berada bersama orang- orang dewasa, meskipun orang- orang dewasa tersebut bersikap menerima dan penuh pengertian.

3.      Macam- macam Kelompok teman sebaya
Menurut Hurlock (1999 : 215) ada beberapa lima macam kelompok teman sebaya dalam remaja, antara lain :
a.       Teman Dekat : Remaja biasanya mempunyai dua atau tiga orang teman dekat.
b.      Teman Kecil : Kelompok ini biasanya terdiri dari kelompok teman- teman dekat.
c.       Kelompok Besar : Kelompok besar terdiri dari beberapa kelompok kecil dan kelompok teman dekat, berkembang dengan meningkatnya minat akan pesta dan berkencan. Karena kelompok ini besar maka penyesuaian minat berkurang di antara anggota- anggotanya sehingga terdapat jarak social yang lebih besar di antara mereka.
d.      Kelompok Terorganisasi : Kelompok pemuda yang dibina oleh orang dewasa, dibentuk oleh sekolah dan organisasi masyarakat untuk memenuhi kebutuhan sosial para remaja yang tidak mempunyai kelompok besar. Banyak remaja yang mengikuti kelompok seperti ini merasa diatur dan berkurang minatnya ketika berusia 16- 17 tahun.
e.       Kelompok Gang : Remaja yang tidak termasuk kelompok besar dan tidak merasa puas dengan kelompok yang terorganisasi, mungkin akan mengikuti kelompok gang. Anggota biasanya terdiri dari anak- anak sejenis dan minat mereka melalui adalah untuk menghadapi penolakan teman- teman melalaui perilaku anti sosial.



Interaksi sosial adalah suatu proses yang berhubungan dengan keseluruhan tingkah laku anggota-anggota kelompok kegiatan dalam hubungan dengan aspek-aspek keadaan lingkungan, selama kelompok dalam kegiataan (Grath dalam Santosa, 2010).
Pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial. Sebagai makhuk sosial seorang individu akan berinteraksi dengan individu lainnya, individu dengan kelompok, atau kelompok dengan kelompok. Manusia dalam hidup bermasyarakat, akan saling berhubungan dan saling membutuhkan satu sama lain. Kebutuhan itu yang menimbulkan suatu proses interaksi sosial. Interaksi sosial individu kepada individu lainnya, baik anak ataupun orang dewasa dapat terjadi dimana saja dan kapan saja juga dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti berbicara, bertatap muka, bertatap muka, bertransaksi dagang, belajar kepada orang lain, dan lain sebagainya.
Dalam penelitian ini dibatasi hanya pada interaksi sosial siswa dengan teman sebaya dalam preoses pembelajaran di sekolah. Siswa SMP menurut Pikunas (dalam Yusuf, 2006:184), termasuk pada masa remaja. Salah satu karakteristik remaja adalah mulai memasuki hubungan teman sebaya, dalam arti mengembangkan interaksi sosial yang luas dengan teman sebaya. Dalam proses interaksi sosial siswa di lingkungan sekolah, kemampuan siswa dalam berinteraksi sosial berbeda-beda. Kemampuan siswa dalam berinteraksi sosial dengan lingkungan sekolahnya dapat dikelompokan menjadi dua yaitu siswa yang bisa berinteraksi sosial dan siswa yang mengalami kesulitan dalam berinteraksi sosial di lingkungan sekolah.
Perbedaan kemampuan siswa dalam berinteraksi sosial dipengaruhi oleh banyak faktor. Secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian siswa di sekolah terdiri atas faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor kekuatan yang ada dalam diri individu yang meliputi kondisi jasmaniah, penetu psikologis seperti kematangan, perkembangan sosial, moral, emosional, IQ, minat, bakat, konsep diri dan sebagainya. Sedangkan faktor eksternal sebagai faktor kekuatan yang berada di luar din individu, diantaranya iklim kehidupan keluarga, iklim kehidupan sekolah dan masyarakat.
Salah satu faktor internal yang mempengaruhi kemampuan siswa dalam berinteraksi sosial adalah IQ atau kecerdasan. Menurut Stern (dalam Ahmadi, 2004: 32), “intelegensi adalah suatu aya jiwa untuk dapat menyesuaikan diri dengan cepat dan tepat dalam situasi yang baru”. Siswa yang memiliki tingkat kecerdasan yang di atas rata-rata akan memiliki kecenderungan mendapatkan prestasi belajar yang lebih baik dibandingakan peserta didik yang memiliki taraf intelegensi yang lebih rendah.











BAB III
PENUTUP

3.1  Kesimpulan
Maryati dan Suryawati (2003) menyatakan bahwa, “Interaksi sosial adalah kontak atau hubungan timbal balik atau interstimulasi dan respons antar individu, antar kelompok atau antar individu dan kelompok”. Pendapat lain dikemukakan oleh Murdiyatmoko dan Handayani (2004), “Interaksi sosial adalah hubungan antar manusia yang menghasilkan suatu proses pengaruh mempengaruhi yang menghasilkan hubungan tetap dan pada akhirnya memungkinkan pembentukan struktur sosial”.Interaksi sosial dapat diartikan sebagai hubungan-hubungan sosial yang dinamis. Hubungan sosial yang dimaksud dapat berupa hubungan antara individu yang satu dengan individu lainnya, antara kelompok yang satu dengan kelompok lainnya, maupun antara kelompok dengan individu.
Bentuk-bentuk interaksi sosial yang berkaitan dengan proses asosiatif dapat terbagi atas bentuk kerja sama, akomodasi, dan asimilasi. Kerja sama merupakan suatu usaha bersama individu dengan individu atau kelompok-kelompok untuk mencapai satu atau beberapa tujuan.
Proses Interaksi sosial menurut Herbert Blumer adalah pada saat manusia bertindak terhadap sesuatu atas dasar makna yang dimiliki sesuatu tersebut bagi manusia. Kemudian makna yang dimiliki sesuatu itu berasal dari interaksi antara seseorang dengan sesamanya.
Interaksi sosial memiliki aturan, dan aturan itu dapat dilihat melalui dimensi ruang dan dimensi waktu dari Robert T Hall dan Definisi Situasi dari W.I. Thomas. Hall membagi ruangan dalam interaksi sosial menjadi 4 batasan jarak, yaitu jarak intim, jarak pribadi, jarak sosial, dan jarak publik.
Interaksi sosial adalah suatu proses yang berhubungan dengan keseluruhan tingkah laku anggota-anggota kelompok kegiatan dalam hubungan dengan aspek-aspek keadaan lingkungan, selama kelompok dalam kegiataan (Grath dalam Santosa, 2010).
3.2  Saran
Saya sebagi penyusun makalah ini berharap makalah ini dapat dimanfaatkan sesuai dengan fungsinya. Terjaganya makalah ini merupakan harapan saya. Kepada pembaca yang menggunakan makalah ini dalam berbagai bidang diharapkan dapat menjaga dengan sebaik-baiknya. sebagai penyusun saya berharap makalah ini dapat diterima dengan baik















DAFTAR PUSTAKA

Grath dalam Santosa, S. 2010. Teori-teori Psikologi Sosial. Bandung: Refika Aditama.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar