Jumat, 06 Oktober 2017

MEDIA LAYANAN BK INDUSTRI



BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Dalam era informasi, kecanggihan teknologi informasi dan komunikasi telah memungkinkan terjadinya pertukaran informasi yang cepat tanpa terhambat oleh batas ruang dan waktu. Oleh karena itu, setiap negara berlomba untuk mengintegrasikan media, termasuk teknologi informasi dan komunikasi untuk semua aspek kehidupan berbangsa dan bernegaranya untuk untuk membangun dan membudayakan masyarakat berbasis pengetahuan agar dapat bersaing dalam era global.
Dunia berkembang begitu pesatnya di dalam berbagai bidang kehidupan. Begitupun dalam dunia industri dan sektor usaha yang berkembang berkat penggunaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan demikian kompleksnya masyarakat modern, masalah - masalah manusia dalam sistem ekonomi dan produsi yang semakin penting khususnya menyangkut pembinaan staf manajer tenaga karyawan ataupun buruh. Dengan adanya perkembangan dalam hal tersebut khususnya perkembangan dalam dunia niaga, bisnis, industri akan memberikan dampak terhadap kondisi social atau pun mental dari masyarakat yang selaku pelaku dalam dunia industri.
Salah satu contoh dalam hal ini adalah perusahaan, Perusahaan merupakan suatu organisasi yang mempunyai strategi besar dalam mengatur orang-orang dalam bekerja sama. Organisasi menimbulkan hubungan yang dapat diperkirakan diantara orang-orang, teknologi, pekerjaan, dan sumber daya. Apabila orang-orang bergabung melakukan upaya bersama, maka harus ada organisasi untuk memperoleh hasil yang produktif.

Perusahaan di Indonesia berdasarkan kepemilikan dapat dibagi menjadi dua, yaitu perusahaan milik Negara dan perusahaan milik swasta. Semua perusahaan melakukan proses produksi sehingga menghasilkan barang atau jasa. Untuk melakukan proses, perusahaan atau industri membutuhkan yang namanya karyawan. Karyawan merupakan orang yang bekerja di perusahaan atau organisasi. Biasanya setiap organisai suka membayangkan bahwa para pegawainya merupakan peduan kelompok sebagai “satu keluarga besar yang bahagia.” Para pegawai merupakan satu keluarga sejauh mereka loyal kepada organisasi dan meyakini tujuannya. Sebaliknya, Para pegawai pada kebanyakan organisasi juga terpilah-pilah menjadi berbagai jenis subkelompok yang berbeda.
Dalam menjalani kehidupan industri, tidak jarang para karyawan mengalami yang namanya stress. Hal ini bisa diakibatkan beban kerja yang berlebihan, tekanan atau desakan waktu, kualitas penyelia yang jelek, iklim politik yang tidak aman, wewenang yang tidak memadai untuk melaksanakan tanggung jawab, konflik, frustasi dan masih banyak kesenjangan yang lain yang terjadi.
Banyak hal yang tentunya akan dialami oleh pimpinan atau manejer, karyawan ataupun buruh saat bekerja di suatu industry sehingga membutuhkan konselor sebagai tenaga yang membantu mereka dalam berprestasi dalam bekerja. Karena prestasi kerja bergantung pada suasana hati pribadi dan kondisi fisik serta lingkungan kerjanya.
Bimbingan dan Konseling sebagai suatu proses pemberian bantuan kepada individu (siswa), dilaksanakan melalui berbagai macam layanan. Layanan tersebut saat ini, pada saat jaman semakin berkembang, tidak hanya dapat dilakukan dengan tatap muka secara langsung, tapi juga bisa dengan memanfaatkan media atau teknologi informasi yang ada. Tujuannya adalah tetap memberikan bimbingan dan konseling dengan cara-cara yang lebih menarik, interaktif, dan tidak terbatas tempat, tetapi juga tetap memperhatikan azas-azas dan kode etik dalam bimbingan dan konseling.
Seperti kita ketahui bahwa saat ini bimbingan konseling belum dikatakan materi, sehingga tidak semua sekolah di Indonesia memberikan jam yang cukup untuk materi bimbingan konseing ini, karena berbagai alasan. Dengan demikian apakah dengan tidak tersedianya waktu yang cukup peran guru bimbingan konseling akan berhasil? Siapapun pasti akan menjawab tidak. Dengan argumen apapun jika waktu yang tersedia tidak cukup atau tidak sesuai seperti yang diharapkan, maka jangan harap apa yang disampaikan bisa mengenai sasarannya. Oleh karena itu peranan teknologi informasi bisa menjawab kekurangan waktu tersebut. Aplikasi teknologi informasi dalam bimbingan konseling adalah memberikan informasi kepada klien tentang apa yang dibutuhkannya. Selain itu, sarana yang diberikan oleh teknologi informasi itu sendiri,  memungkinkan antar pribadi atau kelompok yang satu dengan pribadi atau kelompok lainnya dapat bertukar pikiran. Teknologi informasi pun dapat meningkatkan kinerja dan memungnkinkan berbagai kegiatan untuk dilaksanakan dengan cepat, tepat dan akurat, sehingga pada akhirnya akan meningkatkan produktivitas kerja konselor itu sendiri.
Semenjak jejaring sosial menjadi bagian dari gaya hidup baru, dan internet menjadi medium komunikasi efektif dan efisien bagi para mahasiswa dan dosen yang telah menjadi bagian dari digital native. Hubungan dalam bingkai akademis dan ke-BK-an yang sebelumnya terbangun secara tatap-muka, juga telah terbawa hingga ke dunia maya. Facebook, instant messanger (IM), email menjadi media yang cukup bisa diandalkan bagi mahasiswa untuk melakukan konsultasi psikologis dengan dosen yang juga konselor-nya. Sayangnya, hal tersebut tidak dilakukan dalam suatu media dan sistem yang dibangun secara sengaja. Sehingga kegiatan tersebut, seolah-olah hanya kegiatan “curhat” rutin sehari-hari mahasiswa secara virtual, tanpa bingkai aspek etika yang mencerminkan profesionalitas konselor maupun aspek akademis yang membangun budaya ilmiah akademis yang baik.
Salah satu alternatif pemecahan masalah tersebut adalah dengan mengembangakan suatu media yang dapat mewadahi layanan konseling secara profesional melalui internet yang sesuai dengan kaidah etika profesionalitas kerja konselor. Media layanan konseling melalui internet merupakan suatu media yang secara khusus di desain untuk memenuhi kebutuhan layanan konsultasi psikologis bagi mahasiswa secara online. Media ini juga memberikan kemudahan bagi konselor dalam pengarsipan data dan menyimpan seluruh rekaman konseling. Data-data tersebut dapat mendorong dilakukannya berbagai penelitian ilmiah dalam bidang konseling dalam koridor yang pantas secara etika, sehingga melalui media ini juga konselor dituntut untuk bekerja dalam bingkai profesionalitas pada kerangka etika layanan konseling melalui internet

1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dari penulisan makalah ini yaitu:
             1.       Apakah Pengertian Bimbingan dan Konseling Industri?
             2.      Bagaimana Ruang lingkup bimbingan dan konseling industri?
             3.      Apa saja Peran dan fungsi media dalam bimbingan industri?
             4.      Bagaimana Bentuk-bentuk media bimbingan industri?
            5.      Apakah Peran BK Dalam Layanan Media?

1.3 Tujuan Penulisan
Sesuai dengan latar belakang dan rumusan masalah diatas, maka penulisan makalah ini bertujuan untuk :
          1.      Mengetahui Pengertian Bimbingan dan Konseling Industri.
          2.      Mengetahui Ruang lingkup bimbingan dan konseling industri.
          3.      Mengetahui apa saja Peran dan fungsi media dalam bimbingan industri.
          4.      Mengetahui bagaimana Bentuk-bentuk media bimbingan industri.
          5.      Mengetahui Peran BK Dalam Layanan Media.



BAB II
PEMBAHASAN

2.1Pengertian Bimbingan dan Konseling Industri
        a.      Pengertian bimbingan dan konseling industri
Bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh orang yang ahli kepada seorang atau beberapa orang individu, baik anak-anak, remaja maupun dewasa agar orang yang dibimbing tersebut dapat mengembangkan kemampuan dirinya dengan memanfaatkan kemampuan individu dan sarana ynag ada dan dapat dikembangkan berdasarkan norma-norma yang berlaku.
Konseling adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan melalui wawancara konseling oleh seorang ahli (disebut konselor) kepada individu yang sedang mengalami sesuatu masalah (disebut klien) yang bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi oleh klien.
Bimbingan, Konseling dan Industri digabungkan maka, dapat diartikan sebagai ilmu terapan atau dasar yang menalaah dan menangani masalah perilaku manusia yang timbul dalam proses produksi, distribusi dan konsumsi barang dan jasa.
       b.      Tujuan bimbingan dan konseling industri
Cooper (1995) membagi alasan pemilik perusahaan mengadakan konseling di organisasi menjadi 3 kategori, yakni:
        1.      Sebagai fasilitas pelayanan kesejahteraan
        2.      Sebagai sarana untuk menolong klien menghadapi perubahan situasi kerja
        3.      Sebagai alat untuk mengatasi stress



     c.       Manfaat bimbingan dan konseling industry
Manfaat adanya bimbingan dan konseling industri sangat diperlukan, seperti: dapat meningkatkan efisiensi, motivasi dan kepuasan para pekerja. Selain itu, dapat juga bermanfaat untuk meneliti dan menganalisis perilaku manusia sebagai konsumen.
    d.      Fungsi Bimbingan dan Konseling Industri
Ada beberapa fungsi dari bimbingan dan konseling industri, di antaranya yaitu:
           1.      Mempelajari perilaku manusia di dalam lingkungan kerja khususnya dalam pelaksanaan  tugas pekerjaannya
       2.      Mempelajari interaksi (hubungan timbal balik dan saling mempengaruhi) dengan pekerjaan, lingkungan fisik dan dengan lingkungan sosialnya di tempat kerja.
         3.      Mempelajari produk dan jasa mana yang bermanfaat bagi konsumen serta bagaimana menyadarkan konsumen akan kemanfaatan produk dan jasa tersebut
        4.      Mempelajari perilaku konsumen dalam kaitan kebiasaan membeli dan dalam proses pengambilan keputusan.

2.2Ruang Lingkup Bimbingan dan Konseling Industri
Pekerjaan merupakan pernyataan diri manusia sebagai subjek yang harus berkembang dan menemukan diri. Kerja merupakan wadah aktualisasi diri dari orang dewasa, yang mempunyai dunia dengan dua warna dominan, yakni cinta dan pekerjaan (to love and to work, Lieben und Arbeiten). Dalam pada itu masalah merupakan hal yang akrab dalam proses perkembangan diri, termasuk pula dalam lingkup kerja.
Kondisi kerja masyarakat modern yang dirasakan makin memberikan stress menimbulkan kebutuhan akan pelayanan kesehatan mental untuk menanganinya. Diperlukan perhatian terhadap kesejahteraan fisik dan mental karyawan, yang pada akhirnya akan mengarah pada produktivitas yang lebih tinggi dan perolehan profit yang lebih besar bagi perusahaan, sekaligus sebagai wujud tanggung jawab perusahaan secara hukum dan etika. Bagi karyawan sendiri tercapainya kesejahteraan fisik dan mental merupakan salah satu hal yang diinginkan dalam hidupnya. Maka jasa konseling merupakan salah satu penawaran sebagai tindakan pencegahan atau antisipasi resiko dari stress kerja.
Menurut Prayitno (1997) ruang lingkup kerja konselor  di dunia usaha dan industri meliputi lima bidang pelayanan, yaitu:
         1.      Penempatan Kerja
 Pelayanan penempatan memberikan bantuan bagi para pencari kerja dengan menyediakan berbagai informasi tentang pekerjaan, analisis pekerjaan, serta aspek kognitif, afektif dan psikomotorik penempatan kerja lainnya. Dari pihak lembaga kerja, peranan konselor adalah membantu perusahaan memperolah tenaga kerja yang cocok dengan keperluan dengan keperluan perusahaan sesuai dengan jenis, strata, dan struktur pekerjaan yang ada di perusahaan itu. Dipandang dari pihak pencari kerja dan pengusaha, konselor berusaha membangun suasana the right man on the right place, menempatkan pekerja secara tepat sesuai dengan kondisi pribadinya, bakat, minat, serta bidang keahliannya. Layanan penempatan seperti ini juga berlaku bagi para pekerja yang menempati posisi baru dalam struktur atau penjajagan yang ada.
         2.      Penyesuaian Kerja
Kepada para pekerja pemula konselor memberikan layanan orientasi. Para pemula itu perlu mendapat persepsi yang tepat, wawasan yang memadai dan cara-cara yang akurat tentang bidang kerja yang baru dijabat itu. Tema utama bidang pelayanan ini adalah Penyesuaian diri secara tepat dan cepat  terhadap tuntutan kinerja di tempat yang baru. Penyesuaian yang seperti ini akan memberikan jaminan awal tentang keberhasilan kerja para pemula itu.
        3.      Kepuasan Kerja
Keadaan yang diharapkan adalah para pekerja merasa senang bekerja, merasa kerasan dan puas dengan kondisi yang ada. Kondisi ini akan mengantarkan para pekerja itu bertugas lebih lanjut dengan semangat yang cukup tinggi bahkan semakin tinggi. Keadaan ketidak puasan yang menimpa para pekerja dan pemula, perlu diberikan bantuan layanan konseling untuk mengembalikan semangat kerja dan sikap positif terhadap pekerjaan mereka itu.
        4.      Kepindahan Kerja
Kepindahan para pekerja tidak hanya di latar belakangi oleh faktor ketidak puasan dengan pekerjaan yang lama, ada kemungkinan mereka ingin pindah karena ingin memperolah pengalaman baru atau alasan-alasan lainnya. Apapun alasannya, proses pemindahan kerja itu sering kali memerlukan bantuan konseling baik untuk penempatan maupun penyesuaian.
        5 .       Pengentasan Masalah Lainnya
Masalah-masalah pribadi berkenaan denga keluarga, kesehatan, sikap, dan kebiasaan sehari-hari, hoby dan waktu senggang, hubungan sosial kemasyarakatan, dan lain sebagainya merupakan obyek penggarapan konseling. Apabila masalah-masalah ini dibiarkan membesar, sedikt banyaknya akan mempengaruhi hubungan kerja dan kinerja pekerja yang bersangkutan dengan perusahaannya. Sebaliknya apabila masalah-masalah pribadi tersebut dapat ditangani dengan baik, dampak positifnya terhadap hubungan kerja dan kinerja pekerja yang dimaksud akan dapat dipertahankan atau bahkan ditingkatkan.

2.3Peran dan Fungsi Media dalam Bimbingan Industri
Media dalam bimbingan dan konseling sebagai hal yang digunakan menjadi perantara atau pengantar ketika guru BK (konselor) melaksanakan berbagai kegiatan BK, khususnya bimbingan klasikal atau bimbingan kelompok. Namun dalam perkembangannya media BK tidak sebatas untuk perantara atau pengantar ketika guru BK (konselor) melaksanakan berbagai kegiatan bimbingan dan konseling, tetapi memiliki makna yang lebih luas yaitu segala alat bantu yang dapat digunakan dalam pelaksanaan program BK.
Media bimbingan dan konseling dalam penggunaannya harus relevan dengan tujuan layanan dan isi layanan. Hal ini mengandung makna bahwa penggunaan media dalam layanan bimbingan dan konseling harus melihat kepada tujuan  penggunaannya dan memiliki nilai  dalam mengoptimalkan layanan yang diberikan kepada konseli. Oleh karena itu  dengan penggunaan media dalam layanan bimbingan dan konseling berfungsi untuk meningkatkan kualitas proses layanan bimbingan dan konseling.
Adapun Fungsi media bimbingan dalam industri menurut (sutarto) john miner 1992 yakni;
        a.       Mempelajari perilaku manusia di dalam lingkungan kerja khususnya dalam pelaksanaan tugas pekerjaannya.
      b.      Mempelajari interaksi ( hubungan timbal balik dan saling mempengaruhi) dengan pekerjaan, lingkungan fisik dan degan lingkungan sosialnya di tempt kerja.
     c.       Mempelajari produk dan jasa yang bermanfaat bgi konsumen serta bagaimana menyadarkan konsmen akan  kemanfaatan produk dan jasa tersebut.
     d.      Mempelajari perilaku konsumen dalam kaitan kebiasaan membeli dalam proses pengambilan keputusan.
      e.       Adapun Fungsi media bimbingan dalam industri menurut (sutarto) john miner 1992 yakni;
      f.        Terlibat dalam proses input : melakukan rekrutmen, seleksi, dan penempatan karyawan.
     g.       Berfungsi sebagai mediator dalam hal-hal yang berorientasi pada produktivitas : melakukan pelatihan dan pengembagan, menciptakan manejemen keamanan kerja dan teknik-teknik pengawasan kinerja, meningkatkan motivasi dan moral kerja karyawan, menentukan sikap-sikap kerja yang baik dan mendorong munculnya kreativitas karyawan.
    h.      Berfungsi sebagai fasilitator dalam hal yang beorientasi pada pemeliharaan : melakukan hubungan industrial (pengusaha-buruh-pemerintah), memastikan komunikasi internal perusahan berlangsung dengan baik, ikut terlibat secara aktif dalam  pentuan gaji pegawai dan bertanggung jawab atas dampak yang di timbulknya, pelayanan berupa bimbingan konseling dan terapi bagi karyawan-karyawan yang mengalami masalah-masalah psikologis.
    i.         Terlibat dalam proses output: melakukan penilaian kinerja, mengukur produktivitas perusahan, mengevaluasi jabatan dan kinerja karyawan.

2.4Bentuk-Bentuk Media Bimbingan Industri.
Dalam pelaksanaan konseling di industry tipe – tipe yang dipakai dalam mengatasi permasalahan yang dihadapi oleh karyawan terdapat beberapa tipe yaitu:
           1.      Directive Counseling
Directive Counseling adalah proses mendengarkan masalah emosional individu membuat keputusan bersama tentang apa yang harus dia lakukan, dan memberitahu serta memotivasinya untuk melakukan hal tersebut. Directive Counseling sebagian besar menggunakan fungsi konseling advice (nasihat) juga reassurance, communication, memberikan emotional release dan sedikit clarified thinking
          2.      Non-directive Counseling
Non-directive counseling atau client-centered counseling adalah proses mendengarkan karyawan sepenuhnya dan mendorongnya untuk menjelaskan masalah emosionalnya, memahami masalah tersebut dan menentukan tindakan-tindakan yang akan diberikan. Tipe konseling ini memfokuskan perhatian pada karyawan, konselor tidak bertindak sebagai penilai atau penasihat makanya disebut client-centered.
         3.      Cooperative counseling
Tidak seluruhnya client-centered counseling atau counselor-centered, tetapi merupakan kerjasama saling menguntungkan antara konselor dan karyawan untuk menerapkan perbedaan pandangan pengetahuan dan nilai terhadap masalah. Hal ini ditetapkan sebagai diskusi yang saling menguntungkan tentang masalah emosional karyawan dan usaha kerja sama untuk membangun kondisi yang akan memulihkan karyawan.  
Media layanan BK adalah segala sesuatu yang dapat digunakan menyalurkan pesan atau informasi dari pembimbing kepada klien atau individu yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat sehingga individu akan mengalami perubahan perilaku, sikap dan perbuatan ke arah yang lebih baik. Adapun bentuk-bentuk media bimbingan industri yaitu:
·         media grafis, seperti:
a.       Gambar/foto             f. Kartun
b.      Sketsa                         g. Poster
c.       Diagram                     h. Peta dan globe
d.      Bagan (chart)                        i. Papan flannel (Flannel Board)
e.       Grafik (graphs)          j. Papan buletin (Buletin Board)
·         Media audio, yaitu yang berkaitan dengan indera pendengaran. Jenisnya;
a.    Radio
b.    Alat perekam pita magnetic
c.    Laboratorium bimbingan dan konseling
·         Media Proyeksi Diam
Media proyeksi diam (still proyected medium) mempunyai persamaan dengan media grafis dalam menyajikan rangsangan-rangsangan visual. Media jenis ini disertai rekaman radio, tapi ada pula yang hanya visual. Jenis-jenis media proyektif, antara lain:
a.          Film bingkai
b.          Film rangkai
c.           Media transparasi
d.          Proyektor Tak Tembus Pandang (Opaqus Projector)
e.          Mikrofis
f.            Film
g.          Film Gelang
h.          Televisi

2.5Peran Bimbingan dan Konseling dalam Layanan Media
Peran BK dalam media menurut Sutarto(cooper; 1995) yaitu sebagai berikut;
a.       Sebagai fasilitas pelayanan kesejahteraan
b.      Sebagai sarana untuk menolong klien menghadapi perubahan situasi kerja
c.       Sebagai sarana untuk mengatasi stress
Dapat di mengerti bahwa konseling di perusahan itu di perlukan. Mengingat bahwa ¼ dari waktu hidup kita di habiskan di tempat kerja, identitas pribadi seringkali di hubungkan dengan kerja, dan adanya keterkaitan antara kehidupan pribadi dan profesional. Hal yang penting dalam konseling perusahan yaitu memberikan kebebasan dan keluwesan sesuai dengan kebutuhan dan tuntunan masing-masing.

              
BAB III
PENUTUP

3.1  Kesimpulan
Bimbingan, Konseling dan Industri digabungkan maka, dapat diartikan sebagai ilmu terapan atau dasar yang menalaah dan menangani masalah perilaku manusia yang timbul dalam proses produksi, distribusi dan konsumsi barang dan jasa.
Media bimbingan dan konseling dalam penggunaannya harus relevan dengan tujuan layanan dan isi layanan. Hal ini mengandung makna bahwa penggunaan media dalam layanan bimbingan dan konseling harus melihat kepada tujuan  penggunaannya dan memiliki nilai  dalam mengoptimalkan layanan yang diberikan kepada konseli. Oleh karena itu  dengan penggunaan media dalam layanan bimbingan dan konseling berfungsi untuk meningkatkan kualitas proses layanan bimbingan dan konseling.
Penggunakan media sosial sebagai media Bimbingan dan Konseling  sangat membantu guru dalam penyampaian layanan kepada siswa sehingga tidak terbatasi oleh ruang da waktu. Siswa menjadi lebih tertarik dan aktif dalam mengikuti layanan BK karena dengan media sosial tidak lagi mengacu pada guru sebagai pusat mediator.

3.2  Saran
Kami sebagai penyusun makalah ini berharap makalah ini dapat dimanfaatkan sesuai dengan fungsinya. Terjaganya makalah ini merupakan harapan kami. Kepada pembaca yang menggunakan makalah ini dalam berbagai bidang diharapkan dapat menjaga dengan sebaik-baiknya. sebagai penyusun kami berharap makalah ini dapat diterima dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA

Wijono, Sutarto. 2010. Psikologi Industri Dan Organisasi. Jakarta. Kharisma Putra Utama

Wisnawati, dewi. 2013. Pentingnya mempelajari media. [Online] [Tersedia] http://dewiwisnawati.weebly.com/pentingnya-mempelajari-media-bk.html [di akses 30 September 2016]


Kartini, Kartono, 2002, psikologi social untuk manajemen, perusahaan dan industry, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

Dewa Ketut Sukardi. 2008. Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan daan Konseling di Sekolah, Jakarta: Rineka Cipta

Ino, Yuwono, 2005. Psikologi Industri dan Organisasi, Surabaya: Fakultas Psikologi Universitas Airlangga.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar