Sabtu, 24 Februari 2018

CARA DAN CONTOH PENYUSUNAN PROGRAM BK



KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat dan karunia - Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “cara dan contoh penyusunan program”
Makalah yang kami tulis ini berbicara mengenai cara dan contoh penyusunan program bimbingan dan konseling. Kami menuliskannya dengan mengambil dari beberapa sumber buku serta internet dan  membuat gagasan dari beberapa sumber yang ada tersebut.
Kami berterima kasih kepada beberapa pihak yang telah membantu Kami dalam penyelesaian makalah ini. Hingga tersusun makalah yang sampai dihadapan pembaca pada saat ini.
Kami juga menyadari bahwa makalah yang ditulis ini masih banyak kekurangan. Karena itu sangat diharapkan bagi pembaca untuk menyampaikan saran atau kritik yang membangun demi tercapainya makalah yang lebih baik.


 


Kendari,  24 februari 2018

                                                                                                                                                                                                                                                                                                                           Penulis  

                                                                                           
                 

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ……………………………………………………………………..………………………………… i
KATA PENGANTAR............................................................................................................................................... ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................................................. iii  
BAB I PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang Masalah................................................................................................................................ 1
B.      Rumusan Masalah............................................................................................................................................ 2
C.      Tujuan……………................................................................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN 
1.1  Pengertian Dan Tujuan Program Bk…………………………………………………………………………..3
1.2  Perencanaan serta Langkah-Langkah Penyusunan Program BK…..............................................5
1.3  Contoh ProgramBK ……………………...………………………………………………………………………….11

BAB III PENUTUP
A.      Kesimpulan.......................................................................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................................ 16 






A.     LATAR BELAKANG
Saat ini keberadaan layanan bimbingan dan konseling sudah tampak lebih baik apabila dibanding dengan era sebelumnya. Pengakuan ke arah pelayanan bimbingan dan konseling sebagai suatu profesi sudah semakin mengkristal terutama pada kalangan pemerintah dan kalangan profesi yang lainnya.
Apabila dilihat dari tugas, peran, fungsi dan tanggung jawab, bimbingan dan konseling menempati peran yang sangat penting dalam keberadaannya di dalam sebuah lembaga pendidikan. Oleh karena itu dibutuhkan penyusunan program bimbingan dan konseling yang terencana dan sistematis.
Bimbingan dan konseling merupakan bagian integral dan tidak terpisahkan dari proses pendidikan dan memiliki kontribusi terhadap keberhasilan proses pendidikan.Pelayanan bimbingan konseling hanya mungkin dapat dilaksanakan secara baik, apabila diprogramkan dengan baik pula. Dengan kata lain, pelayanan bimbingan dan konseling perlu direncanakan, dilaksanakan dan dievaluasi secara sistematis sehingga dirasakan manfaatnya oleh berbagai pihak.
Perencanaan program dan penyusunan usulan kegiatan belum dapat kita lakukan sebelum adanya pembagian program kerja, yaitu suatu tugas atau kewenangan yang diberikan kepada suatu unit kegiatan atau lembaga untuk menyelenggarakan suatu bentuk kegiatan. Tujuan dari pada pembagian ini adalah untuk menghindari terjadinya kegiatan yang sama baik waktu maupun bentuk kegiatan antar lembaga, dan tujuan lainnya adalah agar dalam melaksanakan kegiatannya dapat diklasifikasikan atau dikelompokkan mana kegiatan yang sifatnya umum atau lebih terarah pada ciri khas fakultas atau jurusan.





B.     RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang diatas rumusan masalah yang dapat kami ambil yaitu :
            1.      Bagaimana pengertian dan tujuan dari program Bimbingan dan Konseling?
         2.      Bagaimana perencanaan serta langkah-langkah penyusunan Program Bimbingan dan Konseling ?
            3.      Bagaimana contoh penyusunan program Bimbingan dan Konseling?

C.       TUJUAN PENULISAN
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk :
1.      Mengetahui bagaimana pengertian dan tujuan dari program Bimbingan dan Konseling itu.
2.      Mengetahui bagaimana perencanaan serta langkah-langkah penyusunan Program Bimmbingan dan Konseling.
3.      Mengetahui bagaimana contoh penyusunan program Bimbingan dan Konseling itu.





BAB II
PEMBAHASAN

1.1    PENGERTIAN DAN TUJUAN PROGRAM BIMBINGAN KONSELING
          A.     Pengertian program BK
Pelayanan bimbingan di Sekolah/Madrasah merupakan usaha mambantu peserta didik dalam pengembangan kehidupan pribadi, kehidupan sosial, kegiatan belajar, serta perencaaan pengembangan karir. Pelayanan konseling memfasilitasi pengembangan peserta didik, secara individual atau kelompok,  sesuai kebutuhan potensi, bakat, minat, serta perkembangan peluang-peluang yang dimiliki. Pelayanan ini juga mambantu  mengatasi kelemahan dan hambatan serta  masalah yang dihadapi peserta didik. Tohorin (2007:259) mengemukakan bahwa “Program bimbingan dan konseling merupakan suatu rancangan atau rencana kegiatan yang akan dilaksanakan dalam jangka waktu tertentu.” Rancangan atau terancang kegiatan tersebut disusun secara sistematis, terorganisasi, dan terkoordinasi dalam jangka waktu tertentu.
Suatu program layanan bimbingan dan konseling tidak akan berjalan efisien sesuai kebutuhan keadaan siswa jika dalam pelaksanaannya tanpa suatu sistem pengelolaan (manajemen) yang bermutu,  artinya dilakukan secara sistematis jelas dan terarah. Penyusunan program bimbingan dan konseling sangat memegang peranan penting dalam keberhasilan pelaksanaan layanan bimbingan di sekolah.  Dewa Ketut Sukardi dan Desak Made Sumiati mengemukakan bahwa: “Penyusunan program bimbingan dan konseling  disekolah hendaknya  berdasarkan masalah-masalah yang dihadapi oleh siswa serta kebutuhan-kebutuhan siswa dalam mereka mencapai tujuan pendidikan yaitu kedewasaan siswa itu sendiri.
Berdasarkan hal tesebut di atas,  maka perlulah disusun program bimbingan di sekolah agar usaha layanan bimbingan di sekolah betul berdaya guna dan berhasil guna serta tepat sasaran.
              B.     Tujuan Program BK
Menurut Dewa Ketut Sukardi Dan Desak Made Sumiati tujuan program bimbingan dan konseling disekolah terdiri dari : (1) Tujuan umum, dan (2) Tujuan Khusus. Tujuan dimaksud adalah sebagai berikut :
a.        Tujuan Umum Program Bimbingan
1)       agar siswa dapar memperkembangkan pengertian dan pemahaman diri dalam kemajuannya disekolah.
2)       agar siswa dapat memperkembangkan pengatahuan tetang dunia kerja, kesempatan kerja serta rasa tanggung jawab dalam memilih suatu kesempatan kerja tertentu.
3)       agar siswa dapat memperkembangkan kemampuan untuk memilih dan mempertemukan pengetahuan tentang dirinya dengan informasi tentang kesempatan yang secara tepat dan bertanggung jawab.
4)       agar siswa dapat mewujudkan penghargaan terhadap kepentingan dan harga diri orang lain.

b.        Tujuan Khusus Program Bimbingan
1)       agar siswa memiliki kemampuan untuk mengatasi kesulitan dalam memahami dirinya sendiri.
2)       agar siswa memiliki kemampuan untuk mengatasi kesulotan dalam memahami lingkungannya.
3)       agar siswa memiliki kemampuan dalam mengatasi kesulitan dalam mengidentifikasi dan memecahkan masalah yang dihadapinya.
4)       agar para siswa memiliki kemampuan untuk mengastasi dan menyalurkan potensi-potensi yang dimilikinya dalam pendidikan dan lapangan kerja secara tepat.



1.2    PERENCANAAN SERTA LANGKAH-LANGKAH PENYUSUNAN PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING
Pelayanan bimbingan dan konseling terlaksana melalui sejumlah kegiatan bimbingan. Kegiatan-kegiatan tersebut diselenggarakan melalui suatu program bimbingan (guidance program). Secara umum program bimbingan merupakan suatu rancangan atau rencana kegiatan yang akan dilaksanakan dalam jangka waktu tertentu. Rancangan atau rencana kegiatan tersebut disusun secara sistematis, terorganisasi dan terkoordinasi dalam jangka waktu tertentu. Dalam penyusunan program bimbingan dan konseling, harus melibatkan berbagai pihak terkait (stakeholders) seperti orang tua dan masyarakat, karena manfaat layanan bimbingan dan konseling dapat dirasakan oleh berbagai pihak tersebut.
Berkenaan dengan perencanaan program bimbingan dan konseling, perlu dilakukan dan dipersiapkan hal sebagai berikut:
a.        Studi Kelayakan.
Studi kelayakan merupakan refleksi tentang alasan-alasan mengapa diperlukan suatu program bimbingan dan konseling Studi kelayakan juga perlu dilakukan untuk melihat program mana yang lebih layak untuk dilaksanakan dalam bentuk layanan bimbingan dan konseling.
b.       Penyediaan Sarana Fisik dan Teknik.
Program bimbingan dan konseling perlu didukung oleh sarana fisik dan teknis. Sarana fisik adalah semua peralatan atau perlengkapan yang dibutuhkan dalam rangka penyusunan program bimbingan dan konseling seperti: ruangan kerja tenaga bimbingan beserta peralatannya seperti: almari data, perpustakaan bimbingan dan konseling, ruang konsultasi, peralatan administrasi dan lain-lain. Sarana teknis seperti: alat-alat atau instrument yang diperlukan untuk melaksanakan pelayanan bimbingan seperti tes baku, daftar check list, angket, format, daftar penilaian, kartu pribadi dan lain sebagainya.
c.        Penentuan Sarana Personil dan Pembagian Tugas
Selain sarana fisik dan teknis, penyusunan rencana program bimbingan dan konseling juga membutuhkan sarana personil. Sarana personil dalam penyusunan rencana program bimbingan dan konseling adalah orang-orang yang bisa dilibatkan dalam penyusunan program bimbingan dan konseling dan pembagian tugas masing-masing.
d.       Kegiatan-kegiatan Penunjang
Dalam penyusunan rencana program bimbingan dan konseling diperlukan kegiatan-kegiatan pendukung terutama pertemuan komponen-komponen yang terlibat didalam rencana program pelayanan bimbingan dan konseling.

Dalam merencanakan suatu program, ada beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu:
a.       Proses pembuatan program
b.      Identifikasi program
c.       Langkah-langkah dalam penyusunan rencana program
d.      Penjadwalan rencana program

       a.      Proses Pembuatan Program
Dalam proses pembuatan program dapat kita kemukakan sebagai berikut :
1.      Berdasarkan atas fakta yang objektif, rasional dan pertimbangan-pertimbangan terhadap perkembangan kegiatan.
2.      Sasaran yang ingin dicapai harus jelas.
3.      5W + H : What (Apa), Why (Kenapa), Who (Siapa), Where (Dimana), When (Kapan) dan How (Bagaimana).
4.      Harus dipertimbangkan kebijaksanaan organisasi.
5.      Antara satu kegiatan dengan kegiatan yang saling mengisi dan berkaitan.
6.      Tidak kaku dalam batas-batas tertentu sesuai dengan perkembangan.
7.      Mudah dipahami dan penafsiran harus sama oleh pelaksana kegiatan.
Penyusunan program bimbingan dan konseling umumnya mengikuti empat langkah pokok, yaitu identifikasi kebutuhan, penyusunan rencana kerja, pelaksanaan kegiatan dan penilaian kegiatan. Keempat langkah di atas merupakan suatu rangkaian kegiatan yang sebaiknya dilakukan secara berkesinambungan.
Pertama, identinfikasi kebutuhan. Program yang baik adalah program yang sesuai (match) kebutuhan konseli seperti: Kebutuhan aktualisasi diri dan pemenuhan diri (self actualization needs) seperti pengembangan potensi diri. Kebutuhan harga diri (esteem needs) seperti status atau kedudukan, kepercayaan diri, pengakuan, reputasi, kehormatan diri dan penghargaan. Kebutuhan social (social needs) seperti cinta, persahabatan, perasaan memiliki, kekeluargaan dan asosiasi. Kebutuhan keamanan dan rasa aman (safety and security needs) seperti perlindungan dan stabilitas. Kebutuhan fisiolgis (physiological needs) seperti makan, minum, perumahan, seks dan istirahat, Semua kebutuhan di atas perlu di analisis untuk ditetapkan kebutuhan mana yang akan diprioritaskan untuk diberikan pelayanan bimbingan konseling.
Kedua, penyusunan rencana kegiatan. Rencana kegiatan bimbingan disusun atas dasar jenis-jenis dan prioritas kebutuhan konseli. Selain itu, rencana kegiatan bimbingan juga harus disesuaikan dan diintegrasikan antara satu kegiatan dengan kegiatan lainnya serta disusun secara spesifik dan realistis.
Ketiga, pelaksanaan kegiatan. Pelaksanaan kegiatan merupakan realisasi rencana program bimbingan yang telah disusun. Dalam kaitannya, buat format monitoring dan kembangkan dalam rangka pencatatan proses kegiatan (proses bimbingan).
Keempat, penilaian kegiatan. Penilaian dilakukan mencakup semua kegiatan bimbingan dan konseling yang telah dilaksanakan. Penilaian dilakukan pada setiap tahap kegiatan dalam keseluruhan program. Hasil penilaian merupakan gambaran tentang proses seluruh hsil yang dicapai disertai dengan rekomendasi tentang kegiatan berikutnya (follow up).
Penyusunan program bimbingan dapat dikerjakan oleh tenaga ahli bimbingan atau konselor dan melibatkan tenaga bimbingan yang lain. Penyusunan program bimbingan harus merujuk kepada kebutuhan konseli. Dalam menyusun rencana program bimbingan dan konseling, harus diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1.                   Pola dasar yang mana yang sebaiknya dipegang dan strategi mana yang paling tepat untuk diterapkan
2.                   Bidang-bidang atau jenis layanan mana yang sesuai untuk melayani kebutuhan konseli.
3.                   Pengaturan pelayanan konsultasi
4.                   Cara mengevaluasi program
5.                   Penetapan alih kasus atau tindak lanjut.

          b.     Identifikasi Program
Dari sekian banyak bidang atau seksi dalam perencanaan program harus diidentifikasi menurut:
1.      Bidang kegiatan
2.      Jenis kegiatan
3.      Sub.jenis kegiatan
4.      Bentuk kegiatan
Berdasarkan Misi Universitas akan diambil salah satu bagian yaitu kegiatan dalam bentuk pendidikan dan penalaran.
Bidang kegiatan : Pendidikan dan Penalaran
Jenis kegiatan : - Pendidikan
Bentuk kegiatan : - Diklat, dll
Jenis kegiatan : - Penalaran
Bentuk kegiatan : - Seminar, Lokakarya, dll

          c.      Langkah-Langkah Dalam Penyusunan Rencana Program
Dalam merencanakan suatu rencana program beberapa langkah yang harus kita perhatikan, yaitu :
1)     Sasaran yang ingin dicapai harus diketahui dan ditetapkan.
2)     Kumpulkan data atau informasi yang diperlukan.
3)     Analisa data dan informasi terhadap sasaran atau permasalahan yang terjadi.
4)     Identifikasi faktor-faktor apa saja yang akan menjadi penghambat dan penunjang.
5)     Buat alternatif rencana program, dari masing-masing alternatif tersebut tetapkan yang terbaik.
6)     Rencana program harus terperinci, yaitu terdiri dari waktu, pendanaan, pelaksanaan dan lain-lain.

         d.     Penjadwalan Rencana Program
Penjadwalan program merupakan aspek penting dari suatu perencanaan program, karena dalam suatu penjadwalan tersebut lebih memfokuskan kepada identifikasi terhadap sesuatu yang harus atau ingin dilakukan, kapan untuk dimulai dan kapan harus selesai. Penjadwalan ini sangat membantu dalam hal pelaksanaan, monitoring kegiatan, dan evaluasi suatu program. Dalam penjadwalan suatu rencana program beberapa hal harus kita pedomani :
1.      Identifikasi seluruh kegiatan yang direncanakan.
2.      Prioritaskan program.
3.      Tentukan kegiatan yang telah dirinci.
4.      Tentukan lama waktu dan waktu pelaksanaan.
5.      Jadwal kegiatan disesuaikan dengan tahun anggaran
6.      Evaluasi jadwal yang telah disusun.
Dari keempat hal tersebut diatas, walaupun perencanaan program yang disusun terlihat baik dan rapi, dalam pelaksanaannya belum tentu demikian. Seorang pemimpin atau ketua organisasi harus dapat memperkecil kendala-kendala yang datang baik dari dalam maupun dari luar organisasi. Kendala yang datang dari dalam organisasi adalah kuranganya pengertian dan pemahaman, kesadaran dan tanggung jawab, waktu dan pendanaan, pola manajemen. Sedangkan yang datang dari luar organisasi seperti peraturan/ketentuan-ketentuan (birokrasi) yang berlaku, faktor sosial, faktor politik dan faktor ekonomi.
Organisasi merupakan sistem yang kompleks dan multidimensi, dalam hal ini dituntut kemampuan pengelolaan menghadapi dan mengatasi bermacam tantangan atau hambatan dan perubahan baik dari dalam maupun dari luar. Semakin kritis dan dinamis kehidupan kampus, semakin cepat dan besar terjadinya perubahan, berarti strategi-strategi yang tepat sangat diharapkan sekali.
Strategi merupakan suatu arah dan kebijaksanaan untuk pencapaian tujuan organisasi, yang melibatkan peran dan tanggung jawab anggota. Dalam menetapkan strategi ini kurun waktu pelaksanaan kita tetapkan berdasarkan program jangka panjang dan jangka pendek. Dalam perencanaan ini harus dapat dilaksanakan serta di-implementasikan secara konsisten, dan hasil yang ingin dicapai benar-benar memenuhi sasaran yang akhirnya akan dievaluasi keberhasilannya.
Setelah program direncanakan, apakah benar-benar telah evektif. Dalam menilai suatu perencanaan evektif atau tidak dapat kita perhatikan yaitu : manfaat dari hasil yang dicapai terhadap yang kita harapkan apakah sesuai dengan sasaran, dari manfaat yang kita harapkan bagaimana pemanfaatan dana, efisiensi, evektifitas dan
pengelolaan. Untuk pencapaiannya dibutuhkan pengendalian atau monitoring dan pengawasan secara 3S (sebelum, selama dan sesudah) kegiatan berlangsung.


Secara makro keberhasilan organisasi dalam melaksanakan program dapat dinilai dari:
  1. Hasil yang dicapai.
  2. Keterlibatan anggota (sumber daya anggota).
  3. Manajemen atau sistem pengelolaan.
  4. Lingkungan dimana kegiatan dilaksanakan.

1.3    CONTOH PROGRAM BIMBINGAN KONSELING
KOMPONEN PROGRAM
No
KOMPONEN PROGRAM
BENTUK LAYANAN/KEGIATAN
1.
Pelayanan Dasar
         Latihan soal SBMPTN
         Small group discussion
         Game edukatif
2.
Layanan Responsif
         Kunjungan rumah
3.
Perencanaan Individual
         Individual appraisa
         Individual advisemen
         Follow up
4.
Dukungan Sistem
         Bazar kampus
         Kolaborasi dengan wali kelas


                        RENCANA OPERASIONAL/ACTION PLAN
No
Komponen Program
Layanan/Kegiatan
Waktu
Indikator Capaian
1
Pelayanan Dasar
a.       Latihan soal SBMPTN (1)
90 menit/soal
-          Siswa mampu mempersiapkan diri dalam ujian SBMPTN
-          Siswa mempunyai gambaran ketika ujian SBMPTN
-          Siswa tidak gugup lagi ketika melaksanakan ujian SBMPTN
b.      Small group discussion (2)
45 menit
-          Siswa mampu memecahkan masalah bersama dengan teman sebayanya
c.       Game edukatif (3)
30 menit
-          Siswa tidak mempunyai ketegangan dalam melaksanakan proses belajar mengajar dan bimbingan
-          Memacu semangat siswa dalam proses dampingan
2.
Layanan Responsif
Kunjungan rumah (4)
60 menit
-          Orang tua diharapkan mengetahui kondisi anaknya atau mengetahu masalah yang dihadapi oleh anak
-          Pendampingan dilakukan bersama orang tua
3.
Perencanaan Individual
  1. Individual appraisa (5)
30 menit
-          Siswa mampu mengetahui bakat dan minatnya sendiri untuk menentukan karir sesuai dengan keinginan dan kemampuan
b.      Individual advisemen (6)
30 menit
-          Siswa mampu mempertimbangkan positif dan negate atas pilihannya supaya tidak ada penyesalan diakhirnya.
  1. Follow up (7)
30 menit
-          Siswa bisa terfokus dengan permasalahan yang dihadapi agar segera terselesaikan
-          Siswa tidak lalai akan tanggung jawabnya
4.
Dukungan Sistem
a.       Bazar kampus (8)
1 hari
-          Siswa mendapatkan informasi tentang jalur pendidikan  yang diminati melalui jaringan alumni
  1. Kolaborasi dengan wali kelas (9)
Kondisional
-          Lebih intensif dalam  memberikan pengawasan


Keterangan :
1.      Latihan soal SBMPTN
Perlunya akan latihan soal, merupakan usah yang tepat untuk membiasakan siswa dalam mempersiapkan Ujian SBMPTN

2.      Small group discussion
Diskusi yang berupa permasalahan yang dihadapi siswa, dan terdiri dari minimal 2 siswa, serta tetap didampingi oleh konselor
3.      Game edukatif
Seorang siswa merasa jenuh ketika padatnya jam belajar membuat siswa tidak bisa mengikuti program yang sudah ditetapkan, maka dari itu penyampaian materi dan pendampingan dengan diselingi game merupakan cara untuk membuat anak lebih semangat dan ceria.
4.      Kunjungan rumah
Melihat fenomena sekarang ini, terdapat beberapa anak yang memerlukan dampingan yang intensif, dan tidak bisa hanya melakukan pendampingan di sekolah saja, maka dari itu kunjungan rumah untuk menyelaraskan dampingan  konselor dengan Orang tua.
5.      Individual appraisa
Individu diminta oleh konselor untuk menginterpretasi tentang bakat, minat, keterampilan, dan prestasi yang ada dalam dirinya sendiri.
6.      Individual advisemen
Konselor meminta individu yang bersangkutan untuk mempertimbangkan tentang pendidikan, karir, sosial dan pribadi. Dan, kemudian bagaimana individu tersebut untuk merealisasikan.
7.      Follow up
Bekerjasama dengan pihak guru yang lain menindaklanjuti dari data yang diperoleh untuk kemudian dievaluasi
8.      Bazar kampus
Merupakan kerjasama sekolah dengan forum alumni untuk memberikan informasi siswa tentang perguruan tinggi, yang kegiatannya berbentuk bazar.
9.      Kolaborasi dengan wali kelas
Peran wali kelas sangatlah penting bagi semua siswa, karena wali kelas sendiri merupakan guru terdekat dari tiap siswa, maka dari itu pendampingan sangatlah efektif dan efisien ketika bersama-sama dengan wali kelas.



BAB III
PENUTUP

A.     KESIMPULAN
Berdasarkan temuan uraian di atas maka ditarik kesimpulan sebagai berikut:
  1. Dalam perencanaan program dibutuhkan beberapa hal yang dilakukan: Studi kelayakan, penyedia sarana fisik dan teknik, penentuan sarana personil dan pembagian tugas dan kegiatan penunjang.
  2. Dalam penyusunan program harus mengikuti empat langkah pokok: Identifikasi kebutuhan, penyusunan rencana kerja, pelaksanaan kegiatan dan penilaian kegiatan.
  3. Komponen dalam program bimbingan dan konseling ada empat adalah: Layanan dasar bimbingan, layanan responsef (Responsive Services), layanan perencanaan individu dan dukungan system.
  4. Evaluasi terhadap program pelayanan selain untuk mengetahui keberhasilan proses, pencapaian tujuan, juga untuk melakukan follow up misalnya untuk perbaikan program bimbingan dan konseling sehingga gilirannya akan dapat meningkatkan mutu atau kualitas pelayanan bimbingan konseling.
  5. Tindak lanjut adalah upaya yang dilakukan oleh konselor berdasarkan hasil evaluasi dengan tujuan untuk mengoptimalisasikan individu agar dicapai hasil yang maksimal.





DAFTAR PUSTAKA
Dr. Syamsu Yusuf dan DR. A. Juntika Nurihsan, Landasan Bimbingan dan Konseling, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2008

Drs. Ridwan, M.Pd. Penanganan Efektif Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Pustaka Pelajar. Yogyakarta, 2004.

Drs. Tohirin, M.Pd, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis Integrasi), PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2007

Drs. Dewa Ketut Sukardi, Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling, Rieneka Cipta, Jakarta, 2002

Siswohardjono, Aryatmi. 1990. Perspektif Bimbingan Konseling dan Penerapanya di
Berbagai Institusi. Semarang: Satya Wacana

Gunawan, Dudi. 2012. Model pengembangan Karier, jurnal penelitian pendidikan. Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Mayarakat. Vol. 13 No.2

Yusron I, Ahmad. 2012. PENGARUH BIMBINGAN KARIER DAN POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP KEMANDIRIAN SISIWA DALAM MEMILIH KARIR PADA KELAS XI JURUSAN TEKNIK INSTALASI TENAGA LISTRIK SMK NEGERI 1 SEDAYU. Fakultas Tehnik Universitas Negeri Yogyakarta.

Rahman, Fathur.2008. Penyusunan BK di Sekolah. Universitas Yogyakarta.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar